Wandik tidak menyebutkan berapa jumlah uangnya, akan tetapi jumlah itu dikatakannya cukup besar.
"Dengan hati yang berat, dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah mulai membusuk, mau tidak mau kita penuhi permintaanya," lanjut Wandik.
Wandik menegaskan, meski mereka memberikan uang kepada KKB, namun itu bukan berarti negara telah kalah.
Hal ini semata-mata dilakukan demi menyelamatkan jenazah yang mulai membusuk.
"Negara tidak pernah kalah, ini hanya karena faktor kemanusiaan maka kita penuhi permintaan mereka," ucap Wandik.
"Saya minta pertimbangan kepada TNI-Polri, ini terpaksa kami lakukan."
"Kelebihannya kami Pemda Puncak punya aviasi sehingga pesawat bisa masuk, tapi kami juga minta Senin (12/4/2021) pesawat bisa masuk lagi untuk antar bahan pokok karena stok di Beoga semakin menipis, sudah satu minggu pesawat tidak masuk," kata dia.
Pada Sabtu (10/4/2021) siang, jenazah tiba di Timika, Mimika.
Di sisi lain, KKB Papua pada Kamis, di hari yang sama dengan kematian Oktovianus Rayo, membakar gedung sekolah dan rumah guru.
KKB Nau Waker, dilansir dari Kompas TV, membakar tiga sekolah yaitu SD Jambul, SMP N 1, dan SMA 1 Beoga, serta rumah guru.