Laksamana Davidson juga memperingatkan Guam, pulau milik AS yang menampung pangkalan militer utama Amerika, rentan diserang.
Dia bilang, Guam adalah target hari ini dan menyerukan sistem pertahanan rudal baru untuk dipasang di lokasi tersebut.
"Guam perlu dipertahankan dan bersiap untuk ancaman yang akan datang di masa depan," tambahnya.
Komandan tersebut menambahkan bahwa AS harus siap untuk berperang dan menang jika bentrokan militer dengan China terjadi.
Sebelumnya diberitakan, pada minggu lalu China meningkatkan anggaran belanja militernya untuk tahun 2021 menjadi US$ 209 miliar.
Taiwan, yang secara resmi memiliki nama Republik Tiongkok, dikendalikan oleh faksi anti-komunis yang kalah dari perang saudara Tiongkok 1927-49.
Pada 1970-an, AS secara resmi mengakui Republik Rakyat China yang berbasis di Beijing, bukan Taiwan, sebagai pemerintah China yang sah.
Namun, mereka terus mempertahankan hubungan dekat dengan Taiwan dan perusahaan Amerika menjual senjata senilai US$ 5 miliar ke pulau itu pada tahun 2020.
Dalam sebuah langkah yang membuat marah China, Bi-khim Hsiao, utusan Taiwan untuk AS, menghadiri pelantikan Joe Biden pada Januari 2021.
Namun, jika ditelusuri, ketegangan antara AS dan China kian memanaas selama kepresidenan Donald Trump.