Adapun, Aprilia Manganang sendiri memang mengalami kelainan organ reproduksi, yakni hispospadia sejak lahir.
Karena keterbatasan fasilitas medis selama proses kelahiran, Aprilia Manganang akhirnya ditetapkan sebagai perempuan.
Dalam akta kelahirannya, jenis kelamin Aprilia Manganang juga ditulis perempuan.
Namun, seiring berjalannya waktu, penampilan fisik Aprilia Manganang tak seperti wanita pada umumnya.
Aprilia Manganang juga tumbuh sebagai anak perempuan yang tomboi.
Hal itu lah yang kemudian membuat Aprilia Manganang merasa frustasi dengan gendernya.
Memiliki fisik berbeda dari wanita umumnya dan bersifat tomboi, Aprilia Manganang pernah mengutarakan sulitnya hidup sebagai perempuan.
Yakni, saat ia harus berdandan dan mengenakan rok serta sepatu hak tinggi.
Momen itu terjadi saat Bintara TNI berpangkat Serda ini mengahdiri sebuah acara resmi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
"Saya disuruh pakai rok, sepatu high heels yang tingginya lima senti, dan jalan harus feminim," ujar Aprilia kepada JUARA.net di Padepokan Voli Santul, Kabupaten Bogor, medio 2017 lalu.