Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Hari Paling Berdarah di Myanmar, Suster Ini Menangis Sambil Berlutut di Hadapan Barikade Polisi, Aksinya Berhasil Selamatkan Ratusan Pendemo

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 01 Maret 2021 | 16:30
Hari Paling Berdarah di Myanmar, Suster Ini Menangis Sambil Berlutut di Hadapan Barikade Polisi, Aksinya Berhasil Selamatkan Ratusan Pendemo
(TWITTER @CardinalMaungBo)

Hari Paling Berdarah di Myanmar, Suster Ini Menangis Sambil Berlutut di Hadapan Barikade Polisi, Aksinya Berhasil Selamatkan Ratusan Pendemo

Mengutip dari AFP, Kepala Diplomatik Uni Eropa Josep Borrell mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar pada para demonstran.

Borrell juga mengkonfirmasi militer Myanmar harus bertanggung jawab dan bakal menerima sanksi dari blok tersebut.

Baca Juga: Nama Indonesia dan Presiden Jokowi Dihujat Masyarakat Myanmar di Tengah Demo Penolakan Pemerintah Darurat Militer yang Berakhir Rusuh, Ada Apa?

Pada 4 Februari, Kardinal Charles Maung Bo mengunggah pernyataan resmi yang menolak kudeta militer melalui Twitter .

Dalam pernyataannya, Maung Bo mengatakan bahwa bahwa rakyat Myanmar lelah dengan janji-janji palsu.

“Anda (militer Myanmar) juga berjanji untuk mengadakan pemilu multipartai setelah satu tahun. Bagaimana Anda akan mendapatkan kepercayaan dari rakyat?” tulis Maung Bo.

Dia menambahkan rakyat hanya bisa percaya jika janji-janji yang ada diimbangi dengan tindakan yang tulus.

“Kedamaian bisa dicapai. Kedamaian adalah satu-satunya jalan. Demokrasi adalah satu-satunya cahaya yang menuntuk ke jalan itu,” imbuh Maung Bo.

(*)

Source :Kompas.comReuters Al Jazeera afp Twitter

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 4 to 6 of 12

Latest

x