Mengutip dari AFP, Kepala Diplomatik Uni Eropa Josep Borrell mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar pada para demonstran.
Borrell juga mengkonfirmasi militer Myanmar harus bertanggung jawab dan bakal menerima sanksi dari blok tersebut.
Pada 4 Februari, Kardinal Charles Maung Bo mengunggah pernyataan resmi yang menolak kudeta militer melalui Twitter .
Dalam pernyataannya, Maung Bo mengatakan bahwa bahwa rakyat Myanmar lelah dengan janji-janji palsu.
“Anda (militer Myanmar) juga berjanji untuk mengadakan pemilu multipartai setelah satu tahun. Bagaimana Anda akan mendapatkan kepercayaan dari rakyat?” tulis Maung Bo.
Dia menambahkan rakyat hanya bisa percaya jika janji-janji yang ada diimbangi dengan tindakan yang tulus.
“Kedamaian bisa dicapai. Kedamaian adalah satu-satunya jalan. Demokrasi adalah satu-satunya cahaya yang menuntuk ke jalan itu,” imbuh Maung Bo.
(*)