Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Setelah Myanmar, Giliran PM Armenia Nikol Pashinyan yang Hendak Dikudeta Militer

Seto Ajinugroho - Jumat, 26 Februari 2021 | 22:00
Setelah Myanmar, Giliran PM Armenia Nikol Pashinyan yang Hendak Dikudeta Militer
kremlin.ru

Setelah Myanmar, Giliran PM Armenia Nikol Pashinyan yang Hendak Dikudeta Militer

Ketegangan antara tentara dan Pashinyan telah meningkat.

Pashinyan juga memecat wakil kepala pertama Staf Umum, Tiran Khachatryan, awal pekan ini.

Khachatryan mencemooh klaim perdana menteri, hanya 10 persen rudal Iskander yang dipasok Rusia yang digunakan Armenia dalam perang Nagorno-Karabakh meledak akibat benturan.

Sementara itu, Robert Kocharyan, mantan Presiden Armenia mengatakan, Pashinyan "harus pergi" saat meminta orang Armenia untuk "berdiri di dekat" tentara.

Baca Juga: ART Menahan Tangis Bongkar Nasib Anak-anak Ayus dan Ayah Ririe Fairus yang Sakit Stroke, Kepikiran Isu Mantunya Selingkuh dengan Nissa Sabyan

"Pihak berwenang yang kalah perang dan menyerahkan tanah harus pergi," tulis Kocharyan di Facebook.

"Ini adalah kebutuhan utama untuk kelahiran kembali nasional kita," ungkapnya.

Moskow juga menyerukan ketenangan Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai tanah Azerbaijan.

Kini Nagarno-Karabakh telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia.

Kremlin mengatakan pada Kamis (25/2/2021), pihaknya prihatin dengan meningkatnya ketegangan politik di Armenia, tempat Moskow memiliki pangkalan militer.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov meminta militer dan pemerintah Pashinyan untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai dan dalam kerangka konstitusi.

Robin Forestier-Walker dari Al Jazeera, yang secara ekstensif meliput konflik selama bertahun-tahun, mengatakan Pashinyan berada dalam "perjuangan politik dalam hidupnya".

Source : tribunnews

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x