Serta, sejarah militer yang berulang kali melanggar aturan Facebook, termasuk sejak kudeta.
Pemerintah militer Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Ada upaya membangun kembali jaringan
Facbook banyak digunakan di Myanmar dan telah menjadi salah satu cara junta berkomunikasi dengan orang-orang, meskipun ada langkah resmi untuk melarang platform tersebut pada hari-hari awal kudeta.Facebook dalam beberapa tahun terakhir telah terlibat dengan aktivis hak-hak sipil dan partai politik demokratis di Myanmar juga melawan militer, setelah menghadapi kritik internasional karena gagal menahan kampanye kebencian online.
Pada 2018, Facebook melarang panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing, sekarang penguasa militer, serta 19 perwira dan organisasi senior lain menggunakan platformnya.
Menjelang pemilihan November, Facebook mengumumkan telah menghapus jaringan 70 akun palsu dan halaman yang dioperasikan oleh anggota militer, yang mem-posting konten positif tentang tentara atau kritik terhadap Suu Kyi dan partainya.
Facebook mengungkapkan pada Kamis, ada upaya untuk membangun kembali jaringan yang dijalankan militer yang sebelumnya telah dihapus.
Kini junta militer sedang menghadapi bumerang akan arogansinya.(*)
Sumber : Kontan