Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Lepas Jabatan Setelah 10 Tahun Lebih, Mantan Walikota Solo Kini Banting Setir Jadi Tukang Las, FX Hadi Rudyatmo: Gak Usah Gengsi, Tidak Turun Derajat

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 19 Februari 2021 | 12:13
Lepas Jabatan Setelah 10 Tahun Lebih, Mantan Walikota Solo Kini Banting Setir Jadi Tukang Las, FX Hadi Rudyatmo: Gak Usah Gengsi, Tidak Turun Derajat
Tribun Solo

Lepas Jabatan Setelah 10 Tahun Lebih, Mantan Walikota Solo Kini Banting Setir Jadi Tukang Las, FX Hadi Rudyatmo: Gak Usah Gengsi, Tidak Turun Derajat

Sosok.ID - FX Hadi Rudyatmo membagikan aktivitasnya setelah tak lagi menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Diketahui, kini jabatan wali kota akan diduduki oleh putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Lantas apa yang dilakukan pria yang masih jadi Ketua DPC PDIP Solo itu?

Rudy ternyata tengah melakoni pekerjaan sebagai tukang las.

Baca Juga: Hanya Butuh 2 Hari Untuk Sembuh dari Covid-19, Wakil Walikota Solo Sebut Ramuan Jamu Tradisional Ini Jadi Rahasianya: Ada yang Beri Jamu Bismillah Saya Minum Sesuai Petunjuk

Dia tengah mengerjakan proyek di bengkel las yang sudah dirintis bersama rekannya.

Lokasi bengkel tersebut berdekatan dengan rumahnya di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.

Saat itu Rudy mengelas tandon air pesanan orang sembari menggunakan kacamata khas las dan tampak lihai.

Pesanan tersebut nantinya akan digunakan untuk dipasang di pinggir sungai.

Baca Juga: Gegerkan Istana Presiden Hingga Seluruh Penghuninya Lakukan Swab Test, Hasil Pemeriksaan Wakil Walikota Solo Negatif Covid-19, Padahal 24 Juli Dinyatakan Positif, Ini Penjelasannya!

Bahkan dengan terang-terangan, Rudy menegaskan setelah purna tugas tidak perlu gengsi atau khawatir dengan pekerjaan lain.

"Nggak usah gengsi, tidak turun derajat, tidak ada," aku dia kepada TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).

Menurut Rudy, hidup ini yang penting bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

"Yang penting urip kui urup (hidup itu menyala)," jelas Rudy.

Dia juga memiliki prinsip, jika dulu sebagai Wali Kota Solo adalah pelayan masyarakat.

Baca Juga: Pakar Politik Sarankan Pilkada Solo Tak Usah Digelar Bila Gibran Maju Calonkan Diri Sebagai Walikota, Ini Alasannya!

Menurut di, bila ada pejabat seperti wali kota atau gubernur gengsi untuk bekerja di masyarakat berarti bukan pelayan masyarakat, tetapi bersifat penguasa.

"Karena saya pelayanan masyarakat," aku dia.

Bahkan dia menyatakan keluarganya tidak mempermasalahkan apapun pekerjaannya setelah 'pensiun' menjadi Wali Kota Solo.

Rudy mengatakan, sampai saat ini tidak ada protes dari keluarga terkait pekerjaannya.

Entah apakah jadi tukang las, tukang kayu dan lain sebagainya.

Baca Juga: Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana, Begini Curhatan Petahanan Wakil Walikota Solo Saat PDI-P Lebih Pilih Gibran Ketimbang Dirinya: Gibran Putranya Presiden...

"Keluarga mendukung, tidak ada yang larang, yang penting halal," tuturnya.

Di sisi lain, Rudy merasa masih memiliki utang kepada masyarakat.

Utang tersebut adalah mengambil ijazah untuk masyarakat tidak mampu.

"Masih utang tentang masyarakat kecil, lemah, miskin dan tertindas," terang dia.

Menurut dia, soal mengambil ijazah anak yang tidak mampu ini penting karena mereka anak tidak berdosa yang terkena dampak.

Baca Juga: Presiden Jokowi Naikan Iuran BPJS, Mantan Pasangannya Saat Jadi Walikota Solo Heran dan Sebut Bisa Buat Gaduh Masyarakat: Ini Mesti Diluruskan Dulu...

"SPP tanggung jawab orang tua, sehingga ijazah ditahan," papar dia.

Dia menekankan, bila ijazah ditahan anak tersebut tidak akan bisa melanjutkan kuliah atau untuk mendaftar kerja.

"Itu yang perlu ditekankan," ungkapnya.

Tangis Haru PNS

Sebelumnya, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wakil Kota Solo, Achmad Purnomo resmi pamitan dan tinggalkan tempat keduanya bekerja, Rabu (17/2/2021).

Dari pantauan TribunSolo.com, Rudy dan Purnomo mendatangi satu-persatu PNS yang setiap hari bersinggungan dengannnya di lingkungan Pemkot Solo.

Keduanya berjalan menyambangi PNS yang berjejer sekira pukul 10.00 hingga pukul 11.30 WIB.

'Suwun nggih pamit (makasih ya pamit)," celetuk Rudy sembari melambaikan tangan bersama Purnomo yang disambut para PNS di halaman Balai Kota Solo.

Karena saking antusiasnya PNS, sampai-sampai mereka meminta foto bersama dan salaman meskipun diwanti-wanti Rudy.

Baca Juga: Larangan Mudik Kelewat Telat, Bekas Pasangan Jokowi Meradang: Presiden ya Jangan ke Solo Dulu! Masa VVIP Saya Karantina

"Matur nuwun...matur nuwun, wes dang tangane dicuci (makasih, makasih, udah segera cuci tangan)," pinta Rudy diiyakan para PNS sembari mengiyakannya.

Bahkan saat meninggalkan Bali Kota Solo sembari melangkah kaki ke Bus Pemkot yang akan mengantarkannya, Rudy tampak berkaca-kaca.

Banyak di antaranya mereka yang mengantarkan Rudy meninggalkan Pemkot, meneteskan air mata.

Tangis pun pecah dari mereka akan sosok yang selama belasan tahun memimpin Kota Bengawan itu.

"Sampai jumpa lagi Pak Rudy, kami bakal rindu," kata PNS terdengar saat berjejer di halaman Balai Kota.

Adapun Rudy diantar ke kediamannya di Kampung Badran RT 002 RW 009, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.

Baca Juga: Pemudik dari Jakarta Ngamuk Saat didatangi Petugas Covid-19, Wali Kota Solo Geram Hingga Telpon Suami Ibu-ibu Tersebut: Kalau Tidak Mau Diatur Jangan di Solo!

Sementara Purnomo diantar ke rumahnya di Jalan Bhayangkara Nomor 23 , Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan.

Mereka menggunakan bus warna hitam berlogo 'Pemerintah Kota Surakarta' berpelat nomor AD-9515-AD dan duduk di belakang sopir.

Saat detik-detik bus keluar dari halaman Balai Kota Solo, Rudy sempatkan diri melambaikan tangan membuka jendela sebagai tanda perpisahan kepada PNS dan warga yang melihat.

Adapun ada banyak PNS yang mengantarkannya ke rumah, di antaranya mobil dinas pribadi sejumlah unit di bagian depan.

Kemudian di belakang bus yang dinaiki Rudy, ada sejumlah Batik Solo Trans (BST) warga merah sejumlah unit.

(Tribun Solo)

Source :TribunSolo.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x