Sosok.ID - Tak terbayangkan bila sebuah pernikahan batal gegara masalah seserahan.
Meski terdengar konyol, namun gara-gara seserahan pengantin pria ini sampai menyabotase pernikahannya sendiri.
Tenda kawinan yang sudah dipasang untuk acara pernikahan pun terpaksa dirobohkan lagi gegara pengantin pria memilih kabur di hari H.
Ya, urusan seserahan tidak kalah sensitif dengan mas kawin dalam sebuah pernikahan.
Jika mas kawin sendiri adalah aspek penting yang bisa menentukan maju atau mundurnya sebuah pernikahan.
Seserahan dianggap sebagai usaha sang mempelai pria untuk membahagiakan calon istri dan membuat kagum keluarga besan.
Saking sensitifnya, urusan seserahan bahkan bisa memicu pertikaian antara mempelai dengan calon mertua.
Seperti yang dialami oleh calon pengantin pria ini.
Perkara seserahan saja, calon pengantin pria ini nyaris batal naik pelaminan.
Sebelum batal menikah, calon pengantin pria ini bahkan sempat terlibat perang mulut dengan calon mertua.
Imbasnya, calon pengantin pria malah jadi bulan-bulanan amuk keluarga besan.
Sebuah rencana pernikahan sederhana, akhirnya menjadi kisah yang menarik perhatian banyak publik di Thailand.
Pernikahan di Phimai, Nakhon Ratchasima, Thailand ini sejatinya berlangsung 24 Juni 2017 lalu.
Hari itu mestinya jadi hari paling bahagia bagi wanita bernama Benjaporn Wareesri (25).
Sedikitnya 100 undangan sudah disebar, katering pun sudah disiapkan.
Sebagaimana dikutip dari Bangkok Post, pernikahan berlangsung sederhana di rumah Benjaporn yang sudah penuh dekorasi.
Adirek, bersama kerabat, datang pagi-pagi betul ke rumah Benjaporn.
Mereka disambut hangat oleh keluarga mempelai wanita, sampai masalah itu datang.
Uang seserahan yang dibawa Adirek mulai dihitung oleh keluarga korban.
Jumlahnya ternyata tak mencapai separuh dari yang diminta keluarga mempelai wanita.
Sebelumnya, disepakati, keluarga wanita meminta uang mahar sejumlah Rp 39 juta, dan emas senilai Rp 8 juta.
Malang, uang mahar yang dibawa Adirek ternyata cuma Rp 19 juta.
Pihak mempelai wanita mengatakan, sebenarnya mereka telah menawarkan agar kekurangan mahar dibayar setelah pernikahan.
Tapi keluarga pria tak menjanjikan bisa melunasinya.
Mereka mengatakan, uang mahar itu sudah semua harta yang mereka miliki.
Saling olok soal harta seserahan tak terelakkan, hingga akhirnya Adirek dan keluarganya kabur membawa harta mereka.
Melihat hal itu, mempelai wanita, Benjaporn Wareesri, hanya bisa menangis sesenggukan sampai pingsan.
Setelah sadar, karena begitu malu, Benjaporn Wareesri langsung pergi ke kantor polisi untuk melaporkan calon suaminya.
Letnan Denchai Chamnarnnaimuang, Wakil Kepala Kepolisian Phimai, mengatakan, akan menjemput keluarga mempelai pria untuk berunding.
Pihak mempelai wanita tak berniat membawa kasus ini lebih serius.
Mereka hanya ingin pihak mempelai pria mengganti uang yang sudah dikeluarkan untuk menyelenggarakan pernikahan.
(Aji Bramasta/Grid.ID)
(*)