Dua negara yang merupakan produsen minyak sawit ini juga menyatakan komitmennya untuk memberantas diskriminasi terhadap minyak sawit.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan,penting bagi kedua negara untuk bekerjasama melawan diskriminasi minyak sawit. Sejalan dengan itu, Muhyiddin menyatakan,kampanye antisawit di Eropa telah salah menggambarkan industri sawit.
Kedua pemimpin negara tersebut juga akan membahas lebih lanjut mengenai perizinan perjalanan dinas dan bisnis antarnegaradi tengah pandemi Covid-19.
Masalah kudeta ini nampaknya akan berimbas serius kepada Myanmar.(*)
Sumber : Kontan