Sosok.ID - Tidak ada kebaikan yang didapat dari menjalani hubungan gelap dengan seseorang.
Terlebih jika orang yang sudah menikah mengkhianati pasangannya demi memenuhi hasrat pribadinya.
Ada yang bilang bahwa sekali berselingkuh, seseorang bisa ketagihan dan terjerumus ke dalamnya.
Agaknya hal tersebut dialami oleh pria asal Indramayu ini.
Dikutip dari Tribun Jabar, seorang pria berinisal WK (43) berakhir tragis usai menjalani kehidupannya sebagai pria yang berselingkuh.
Alih-alih bahagia dengan selingkuhannya, ia malah mendapatkan kekecewaan.
Rasa kecewa tersebut menghantarkannya pada keputusan untuk mengakhiri hidup di tempat kerja.
Diketahui, WK merupakan seorang penjaga sekolah anak berkebutuhan khusus di Indramayu.
WK sendiri juga memiliki kondisi berkebutuhan khusus, yakni penyandang tunarungu dan tunawicara.
Suatu ketika, istri WK mencari keberadaan korban yang tak kunjung pulang.
Karena khawatir, ia bersama dengan adiknya kemudian mendatangi sekolah tempat WK bekerja.
Di sana ia bertemu rekan WK yang sedang berjaga malam.
Sekita pukul 20.45 WIB ia menanyakan keberadaan WK, dan penjaga sekolah mengatakan tak melihatnya.
Karena tak ada di sekolah, istri korban memutuskan untuk pulang sembari menunggu suaminya pulang.
Tetapi tak lama kemudian ia mendapatkan kabar mengejutkan.
Saat rekan kerjanya mengecek tiap sudut sekolah selama piket malam, ia melihat gudang sekolah yang terbuka.
Karenanya ia mendatangi ruang tersebut, dan malah melihat ada yang menggantung di sana.
Pada Rabu (20/1/2021), petugas itu mendapati WK telah tewas mengenaskan sekira pukul 21.00 WIB.
Lehernya terjerat kain berwarna putih dan hijau yang menggantung di gudang sekolah.
Kaget dengan apa yang dilihatnya, ia kemudian menghubungi pihak sekolah dan melapor pada kepolisian setempat.
Usut punya usut, korban sempat mengungkapkan perasaannya pada sang selingkuhan di sosial media.
WK mengaku kecewa karena selingkuhannya telah berselingkuh darinya.
Kapolres Indramayu, AKBP Hafidh Susilo Herlambang melalui Kasubbag Humas Polres Indramayu AKP Budiyanto memberikan keterangan pada Kamis (21/1/2021).
Ia menjelaskan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Budiyanto juga mengatakan bahwa pihak keluarga tidak menuntut siapapun atas apa yang terjadi.
"Pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai takdir serta menolak terhadap korban dilakukan autopsi," ujarnya. (*)