"Kami bertukar nomor telepon, saya terbang ke Beijing, Seoul, Tokyo, dan selama seminggu kami saling mengirim sms.
"Dia genit, mengirim foto dan menyuruh saya untuk menemuinya di Hong Kong, dan saya pikir, 'Wow, saya belum pernah bertemu orang seperti ini'.
"Jadi memutuskan untuk terbang kemabali ke rumah," ujar pria 46 tahun kepada South China Morning Post Magazine.
Pria yang berprofesi sebagai pakar teknologi di New York itu menyebutkan bahwa pertemuan tanggal 15 Oktober 2017 silam itu adalah awal masuknya ia dalam jebakan Azura.
Azura bahkan mengaku kepada Jason bahwa dirinya berasal dari klan 10 orang terkaya di Indonesia, dan menyebut bahwa ibunya turut membantu Bill Clinton menjadi presiden AS.
Mantan kekasihnya yang lain, Robert (59), menyebut bahwa Azura mengaku telah bersekolah di berbagai institusi pendidikan si seluruh dunia.
"Azura adalah seorang (penipu) yang benar-benar profesional," ujar Robert pada Post Magazine.
Tak hanya Robert dan Jason, seorang wanita bernama Diane yang mengaku pernah berteman dengan Azura turut membongkar boroknya.
Diane mengenal Azura sejak 2003 melalui mantan suaminya, seorang pengusaha hotel, Brad Kirk.
Diane menyakini bahwa temannya itu berubah menjadi penipu gegara tergiur dengan kekayaan sosialita Hong Kong.