Sosok.ID - Usaha pengantin pria ini siang malam peras keringat kumpulkan mas kawin kini hanya tinggal kenangan.
Bayangkan saja, akad sudah di depan mata, mas kawin senilai puluhan juta yang dikumpulkan sang pengantin pria justru lenyap tak berbekas.
Kini sang pengantin pria hanya bisa harap-harap cemas apakah pernikahannya akan berlanjut bila mas kawinnya ludes seperti ini.
Dalam sebuah pernikahan, mas kawin adalah aspek yang penting.
Pasalnya, mas kawin atau uang mahar dapat menentukan maju atau mundurnya sebuah pernikahan.
Urusan mas kawin juga topik yang begitu sensitif bagi pasangan pengantin.
Terlebih bila mendekati hari pernikahan.
Uang mahar atau mas kawin yang sudah dikumpulkan biasanya akan dijaga sepenuh hati.
Namun apa jadinya bila mas kawin yang sudah diupayakan dari jauh-jauh hari harus ludes di detik-detik pernikahan?
Terdengar kejam, tapi itulah yang terjadi pada calon pengantin pria yang satu ini.
Lantaran bencana kebakaran yang merenggut harta bendanya di detik-detik menuju pernikahan, calon pengantin pria ini kehilangan mas kawinnya.
Tak tanggung-tanggung, bencana kebakaran itu merenggut mas kawin puluhan juta dalam waktu sekejap.
Kebakaran yang meluluhlantakkan 19 unit rumah warga dan sebuah panti asuhan di Kelurahan Wattang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat pada 11 Juli 2017 silam, menyisakan pilu.
Warga tak hanya kehilangan rumah dan harta benda, seperti perhiasan emas, perabotan rumah tangga dan surat-surat berharga lainnya.
Seorang pemuda bernama Jumri bingung lantaran terancam batal mempersunting gadis pujaannya.
Uang panaik (uang mahar) senilai Rp 25 juta yang akan diserahkan ke pihak keluarga calon mempelai wanita yang sudah dilamarnya ikut ludes dilalap api.
Rencananya uang mahar tersebut rencananya akan diserahkan keluarga Jumri kepada pihak keluarga mempelai wanita pekan depan.
Kesepakatan itu telah tercapai dalam lamaran yang berlangsung di rumah calon mempelai wanita di Dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, pekan lalu.
Rencana pernikahannya untuk mempersunting gadis pujaannya hatinya kini terancam batal lantaran uang panaik yang sudah disiapkan, termasuk biaya resepsi pernikahan, ludes dilalap api.
Jumri kini bingung ke mana mencari pengganti uang maharnya.
Resepsi pernikahan Jumri dengan gadis pujaannya, Saruni, recananya akan berlangsung pada tanggal 15 September mendatang.
Saat ditemui di lokasi kebakaran, Jumri sang calon mempelai sedang sibuk mengumpulkan puing-puing sisa kebakaran rumannya bersama ratusan korban lainnya.
Dia enggan berkomentar. Jumri meminta ibunya untuk diwawancarai.
Nahdawati, ibunda Jumri, menuturkan, keluarganya bingung mencari pengganti uang panaik padahal hari H makin dekat.
Dia menuturkan, pada saat kejadian, dirinya sedang berada di rumah.
Saat mendengar teriakan kebakaran dari tetangga sebelah rumahnya, Nahdawati langsung bergegas keluar rumah sambil mencari anak-anak dan anggota keluarganya.
Karena panik Nahdawati tidak sempat lagi menyelamatkan barang-barang berharga di rumahnya, termasuk uang panaik Rp 25 juta.
"Tidak tahu juga ini, Pak. Saya bingung bagaimana urusannya nanti.
Padahal proses lamaran sudah selesai, tinggal waktu pernikahannya," tutur Nahdawati sedih.
Dalam kebakaran tersebut, sedikitnya 19 unit rumah dan sebuah panti asukan terbakar.
Sebanyak 11 rumah di antaranya ludes dan rata dengan tanah, sedangkan selebihnya mengalami kerusakan berat.
Sejumlah keluarga korban yang rumahnya rusak dan hanya sebagian terbakar saat kejadian kini mulai membenahi rumah mereka.
Dalam kecelakaan itu, atap dan dinding yang rusak perlahan mulai diperbaiki.
Sementara korban yang rumahnya rata dengan tanah hanya memiliki dua opsi.
Entah itu menunggu pemerintah memberikan bantuan atau pindah mencari hunian baru.
(Junaedi/Kompas.com)
(*)