"Ibu Rosi pernah bilang tidak akan pulang lagi ke Bangka, (dia) akan tinggal di sana (dengan Rizki) selamanya,'' lanjut Rapin.
''Kalaupun dia meninggal ia tak ingin dibawa pulang ke Bangka, minta dikuburkan di Kalimantan saja. Baru sekarang kepikiran dengan kata-kata itu," kenangnya.
Salah seorang tetangga Rosi, Isromaini (52) berurai air mati teringat saat ketika berpamitan dengan korban.
"Ya Allah, baru kemarin Rosi pamit, tetangga sekaligus teman saya. 'Maaf Nan, ku mau pamit, besok mau pergi, mendadak ke Jakarta. Tidak jadi hari Sabtu berangkatnya. Nitip emak ku ok', '' kenang Isromaini, dilansir dari Bangka Pos via Tribun Pontianak.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJY 182 hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Melansir Kompas.com, pesawat tersebut sempat delay karena cuaca buruk.
Dijadwalkan bertolak pukul 13.25 WIB pada Sabtu, Sriwijaya Air SJY 182 baru lepas landas pukul 14.31 WIB.
Pilot pesawat sempat meminta izin untuk naik ke ketinggian 29.000 kaki. Namun dalam beberapa detik, pesawat hilang dari radar.
"Pada pukul 14.37 WIB, kapten pesawat meminta naik ke ketinggian 29.000 feet (ketinggian jelajah)," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers virtual pada Sabtu malam.