Follow Us

Trump Dikabarkan Menolak Keluar dari Gedung Putih, Analis Sebut 11 Pekan Terakhir Masa Jabatan sang Presiden Bakal Jadi Periode Paling Berbahaya dalam Sejarah AS

Dwi Nur Mashitoh - Senin, 09 November 2020 | 11:00
Jika Trump Kalah Pilpres dan Tak Mau Turun dari Kekuasaan Kongres Amerika Serikat Akan Bertindak
whitehouse.gov

Jika Trump Kalah Pilpres dan Tak Mau Turun dari Kekuasaan Kongres Amerika Serikat Akan Bertindak

Berberapa kekacauan telah diprediksi bakal terjadi di detik-detik terakhir masa kepemimpinan Trump.

Dilansir Sosok.ID dari Serambi Indonesia, beberapa analis bahkan mengatakan kekalahan Trump bisa menjadikan 11 pekan ke depan sebagai periode paling berbahaya dalam sejarah AS.

Baca Juga: Sudah Jatuh Ketiban Tangga, Harga Dirinya Bonyok Diinjak Usai Kalah dari Joe Biden, Kini Donald Trump Terima Nasib Diceraikan Melania?

"Jika Trump kehilangan kekuasaan, dia akan menghabiskan 90 hari terakhirnya menghancurkan Amerika Serikat," kata Malcolm Nance, seorang analis intelijen veteran dan penulis politik, seperti dilansir Sosok.ID dari The Independent via Serambi Indonesia.

Bukannya tanpa alasan, ketakutan Nance itu didasarkan pada catatan masa lalu Trump.

Salah satunya adalah kegagalan Trump mengendaikan wabah Covid-19 yang hingga kini telah memakan korban lebih dari 250.000 nyawa.

Selain itu, gagalnya Trump akan membuatnya kehilangan perlindungan Bill Barr, jaksa agung yang dituduh oleh para kritikus bertindak seperti pengacara pribadi presiden.

Baca Juga: Donald Trump Pernah 'Janji' Akan Minggat dari AS Jika Kalah dari Biden, Pindah ke Mana? Mari Kita Pantau

Dengan demikian, artinya Trump memiliki peluang yang lebih kecil untuk menghadapi konsekuensi hukum yang menantinya.

"Dia orang yang dikompromikan, aset yang rusak dari kekuatan asing, dan telah berada di bawah kendali, bayaran, atau kemungkinan hutang ke Vladimir Putin," kata Nance.

"Apapun yang menguntungkan dia secara pribadi, apapun yang menguntungkan yang dia yakini adalah mereknya, akan dia lakukan," katanya.

Selain Nance, mantan juara catur dunia dan ketua Yayasan Hak Asasi Manusia, Garry Kasparov juga mengemukan pendapat serupa.

Source : Kompas.com, Serambinews.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest