"Sebelum meninggal, tensi darahnya tinggi sehingga memecah pembuluh darah di otak, maka dengan sendirinya bisa terjadi pendarahan di hidung atau telinga," terangnya.
Selain itu, sambungnya, proses pengantaran jenazah ke rumah duka juga mempengaruhi pendarahan yang terjadi pada jenazah M.
"Peti pemulasaran jenazah ada yang berbeda dari kabupaten dengan di kota.
"Kalau di kota rupanya tidak ada penahan kayu atau penyanggah untuk memiringkan posisi jenazah.
"Sehingga perjalanan yang cukup jauh ke Paiton, posisi jenazah rentan berubah," jelasnya.
Sementara itu, dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Ugas juga membantah tudingan bahwa bola mata jenazah M keluar dari kelopaknya karena dicongkel.
"Saya tegaskan, pendarahan itu karena stroke. Kita klarifikasi, matanya yang disebut dicongkel, itu tidak benar.
"Keluarga menyaksikan sendiri, matanya ada," kata Ugas, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Karena meresahkan, Ugas mengatakan bahwa pihaknya akan mengusut oknum yang menyebarkan video yang memperlihatkan jenazah M tersebut.
Saat ini, pihaknya telah berdiskusi dengan Wakapolres Probolinggo Kompol Agung Setiyono terkait penyebaran video tersebut.