Berdasarkan keterangan yang didapat polisi dari Perangkat Desa Jembungan, Suwardi, insiden bermula ketika Sutejo berniat memakamkan ibunya di pekarangan rumahnya.
Lalu, Sutejo merasa jengkel karena warga melarangnya memakamkan jenazah Ginem di pekarangan rumahnya.
Menurut Sutejo, warga beralasan bahwa ibunya bukan warga desa setempat.
Karena merasa jengkel, Sutejo kemudian mengangkut jenazah ibunya menggunakan sepeda motor.
Tujuannya untuk dimakamkan di pekarangan rumah keluarga yang terletak di Desa Kedung Lengkong, Simo, Boyolali tempat Ginem lahir.
Marjoko meluruskan bahwa warga desa tidak menolak rencana Sutejo yang hendak memakamkan ibunya di kediamannya.
Bahkan, warga tidak mengetahui bila ibu Sutejo telah meninggal dunia.
Sebab, Sutejo selama ini dikenal sebagai orang yang tertutup.
Marjoko sendiri juga mengakui bahwa Sutejo sulit untuk diajak berkomunikasi.
"Tadi Perangkat Desa Jembungan meluruskan, tidak betul isu di media sosial kalau ada penolakan dari warga.