Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Masih Bau Kencur Sudah Lihai Habisi Nyawa Manusia, Inilah Sosok Pembunuh Berantai Termuda di Dunia, Baru 7 Tahun Sudah Nekat Bunuh Orang dengan Cara yang Sadis

Dwi Nur Mashitoh - Kamis, 29 Oktober 2020 | 08:13
Inilah sosok pembunuh bayaran termuda.
Ilustrasi pembunuh bayaran/Pixabay

Inilah sosok pembunuh bayaran termuda.

Baca Juga: Demi Balaskan Nyawa sang Ayah yang Dibunuh Gegara Hal Sepele, Pria Ini Rela Habiskan 17 Tahun Hidupnya untuk Cari Pembunuh Ayahnya yang Dilepaskan Begitu Saja oleh Polisi

Namun, dia tidak menunjukkan penyesalan saat dia menceritakan detail berdarah tentang bagaimana dia telah membunuh dan menguburkan Kushboo.

Setelah penangkapannya, polisi mengatakan bahwa bocah lelaki itu tampaknya telah mengakui pembunuhan saudara perempuannya tiga bulan sebelumnya, dan sepupunya setahun sebelumnya.

Inspektur Amit Lodha mengatakan bocah itu tampaknya merupakan "kasus psikiatri" dan akan ditangani oleh para profesional.

Sementara itu, inspektur Shatrudhan Kumar mengatakan semua pembunuhan dilakukan dengan cara yang sama.

Baca Juga: Air Susu Dibalas Air Tuba, Sosok Pembunuh Satu Keluarga di Sukoharjo Ternyata Teman Dekat Korban, Sering Dipinjami Mobil untuk Cari Nafkah Tapi Jadi Gelap Mata Gegara Terlilit Utang

Shatrudhan menyatakan: “Dia (Amarjeet) berkata dia membawa anak-anak ke ladang dan memukul mereka dengan batu dan membunuh mereka. Dia dituduh melakukan pembunuhan. "

Polisi mengatakan bahwa saat anak itu diinterogasi, dia hanya tersenyum dan meminta biskuit.

Anak tersebut dievaluasi oleh para profesional, dan ditemukan menderita "gangguan perilaku".

Gangguan perilaku adalah pola masalah emosi dan perilaku yang berkelanjutan, di mana anak-anak dapat menjadi marah, agresif atau bahkan melakukan kekerasan.

Baca Juga: Ingin Cepat Kaya, Pria Ini Tumbalkan Anak Kandungnya Sendiri, Serahkan si Gadis 6 Tahun pada Pembunuh dan Minta Potongan Kakinya untuk Dibuat Ramuan Khusus

Seorang psikolog yang menangani kasus ini menjelaskan: "Penyerangan semacam itu mungkin turun-temurun dan mungkin disebabkan karena pergolakan kimiawi yang hebat di otak."

Source :Intisari Online

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x