Bahkan pada saat kejadian, pihak kepolisian sedang berusaha membubarkan massa aksi.
Pembubaran tersebut dengan cara menembakkan gas air mata.
Sementara di sisi lain, demonstran membalas tembakan gas air mata tersebut dengan lemparan batu ke arah polisi.
Kondisi tersebut membuat suasana di sekitar lokasi kian memanas.
Mengutip dari Kompas.com, Kasat Binmas Polresta Samarinda, Kompol Nono Rusmana mengatakan bahwa saat kondisi mencekam tiba-tiba lemparan batu maupun tembakan gas air mata sempat berhenti sesaat.
Hal tersebut lantaran tiba-tiba muncul seorang wanita yang sedang mengendarai motor dan membawa puluhan bebek melintas di tengah-tengah kedua masa aksi.
Wanita yang ternyata emak-emak tersebut bahkan awalnya menerobos barisan mahasiswa.
Dari arah Jalan Tengkawang emak-emak tersebut menerobos barisan menuju Jalan Teuku Umar yang penuhi barikade polisi.
Barikade kepolisian tersebut langsung bubar sesaat sebelum emak-emak pengendara motor melintas.
“Ya, namanya emak-emak. Kalau lain enggak bisa lewat. Dia tembus mahasiswa, mana bisa kita tahan,” ungkap Nono yang memimpin tim barikade saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/10/2020).