Follow Us

Hasil Peras Keringat Sebagai Buruh Batu Bata Cuma Rp 30.000, Keluarga Ini Terpaksa Tinggal di Rumah yang Nyaris Roboh Selama 7 Tahun: Kalau Malam Kami Tidur di Dapur

Dwi Nur Mashitoh - Kamis, 08 Oktober 2020 | 18:13
Rumah Pasutri Muhayadin dan Rosiana yang hampir ambruk di Desa Blimbung Wuluh, Siwalan, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
Dok Kades Blimbing Wuluh

Rumah Pasutri Muhayadin dan Rosiana yang hampir ambruk di Desa Blimbung Wuluh, Siwalan, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.

Sosok.ID - Rumah seharusnya menjadi tempat yang paling nyaman bagi keluarga untuk berlindung dari kejamnya dunia.

Namun, apa jadinya bila rumah justru menjadi tempat yang mengancam nyawa kita?

Itulah yang dirasakan satu keluarga yang tinggal di dalam rumah nyaris roboh ini.

Pasangan suami istri (pasutri) Muhayadin (38) dan Rosyana (35) warga Desa Blimbing Wuluh, Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sudah tujuh tahun tinggal di rumah yang nyaris roboh.

Baca Juga: Heboh Video Emak-emak Nikahi Berondong Berusia 10 Tahun Lebih Muda, Dibanjiri Nyinyiran Netizen, sang Anak: Anggapan Kalian Seratus Persen Salah

Pasutri yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tersebut tinggal bersama dua buah hatinya Ahmad Sodik (7) dan Shinta (5).

Muhayadin mengatakan, rumah dengan ukuran 6 X 7 meter tersebut berdiri di tanah milik salah seorang warga.

"Kalau malam tidurnya di dapur sama anak istri, soalnya takut roboh apalagi ada angin dan hujan. Sedangkan di dapur cukup kuat kayunya," kata Muhyidin, Senin (5/10/2020).

Muhayadin mengaku tidak bisa memperbaiki rumah lantaran penghasilan sebagai buruh pembuat batu bata hanya Rp 30.000.

Baca Juga: Orang Tuanya Tak Sudi Lagi Bayari Biaya Hidupnya, Seorang Pengangguran Nekat Rebus Ayah dan Ibunya Jadi 'Sup' Demi Uang Asuransi Rp 7 Miliar

Sedangkan istrinya, Rosiana bekerja serabutan untuk menambah penghasilan rumah tangga.

Source : Kompas.com

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest