Sosok.ID - China sedang dirundung oleh banyak negara gegara klaim 80 persen perairan Pasifik Selatan jadi milik mereka.
Bukan tak mungkin negara yang menentang klaim Beijing berubah beringas dan menuntut adanya konfrontasi bersenjata.
Padahal China tidak hanya melawan satu negara, Beijing akan melawan koalisi dari berbagai negara Asia plus militer Amerika Serikat (AS).
Maka dibutuhkan industri dalam negeri China yang kuat untuk menopang tentaranya menggebuk satu persatu musuh (atau justru kalah?).
Presiden China Xi Jinping menegaskan perekonomian negara tirai bambu itu tetap tangguh meski terdapat peningkatan risiko eksternal.
Di samping itu, China memiliki banyak alat kebijakan yang tersedia di Beijing, Sabtu (19/9).
Perekonomian terbesar kedua di dunia itu terus pulih dari kemerosotan yang disebabkan pandemi virus corona.
China memiliki kapasitas manufaktur yang kuat, pasar domestik yang sangat besar, dan potensi investasi yang sangat besar, kata Xi.
Xi menegaskan kembali strategi "sirkulasi ganda" yang akan membantu mengarahkan ekonomi menuju kemandirian yang lebih besar, karena permusuhan dengan Amerika Serikat (AS) dan pandemi global meningkatkan risiko eksternal.
China masih menikmati "peluang strategis" dalam perkembangannya, meskipun pandemi virus korona telah memperburuk tantangan global karena globalisasi melambat dan unilateralisme serta proteksionisme meningkat, kata Xi seperti dikutip pada pertemuan tentang rencana lima tahun ke-14 negara itu (2021-2025).
"Kita harus mengupayakan perkembangan kita di dunia yang lebih tidak stabil dan tidak pasti," katanya.
Xi mendesak ketenangan di tengah meningkatnya kesulitan dan tantangan. "Peremajaan hebat bangsa China tidak pernah bisa dicapai dengan mudah dengan pemukulan gong dan genderang," katanya.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Xi Jinping tegaskan perekonomian China tetap tangguh"