Sementara KKB mulai berulah sejak tanggal 14 September hingga sekarang.
"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini," kata Suriawasta.
Selain melakukan penyerangan terhadap warga sipil dan aparat, KKB Papua juga menyebarkan fitnah untuk menyudutkan TNI-Polri dan pemerintahan.
Mereka menuduh Pendeta Yeremias Zarambanin adalah ulah aparat pemerintahan, dalam hal ini TNI.
"Dari sejak tadi pagi, tiga akun mereka mulai menyebarkan berita bohong dengan memutar balikkan fakta."
"Fitnah mereka di medsos, jelas sudah setingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI-Polri dan pemerintah menjelang sidang umum PBB," tutur Suriaswata.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam sepekan terakhir KKB Papua telah berulah sebanyak tiga kali. Ini merupakan aksi keempat mereka.
Dua tukang ojek sebelumnya telah menjadi korban penembakan, sementara seorang warga sipil tewas kehabisan darah usai lengannya ditebas KKB Papua.
Dua anggota TNI gugur, dan seorang pendeta tewas, menambah daftar panjang kebringasan Kelompok Kriminal Bersenjata.
Sebelumnya Suriastawa melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/9/2020) telah memperingatkan ancaman gerombolan KKB Papua.