"Enggak ada salahnya maju dalam pilkada, tetapi ketika ayah Anda adalah presiden, ayah mertua Anda adalah presiden," kata Refly.
"Atau Anda adalah anak presiden atau menantu presiden, maka itu yang jadi persoalan," lanjutnya.
Pengamat politik tersebut mengatakan, majunya Gibran telah menyulitkan berbagai pihak.
Mulai dari partai politik, dan bahkan penyelenggara pemilu.
Refly menyebut Gibran telah membuat banyak orang sungkan.
"Kenapa? Karena ada soal etika di sana. Soal yang menyulitkan petugas, soal yang pamong praja, birokrasi," ungkapnya.
Baca Juga: Gara-gara Pakai Kemeja Tim Pemenangan Gibran, Anggota DPRD Fraksi PKS Dicopot dari Jabatannya
Mantan Komisaris PT Pelindo ini juga menyoroti kesulitan regenerasi kader di parpol karena diusungnya nama Gibran.
Seperti diketahui, Gibran diusung oleh partai PDI Perjuangan (PDI-P).
Itu merupakan partai yang sama dengan partai yang mengusung ayahnya menjadi Presiden Indonesia.
"Yang paling penting (Gibran) menyulitkan regenerasi di partai politik," ungkit Refly.