"Kenapa?" tanya Helmy Yahya.
"Fahri dari awal merupakan orang yang konsisten mempertahankan argumennya terlepas populer atau tidak, termasuk tentang KPK. Gue merasa dia punya argumentasi kuat terlepas berbeda dengan orang," imbuh Yunarto Wijaya.
Berbeda dengan Fahri, Yunarto Wijaya justru menilai sosok Fadli Zon sebaliknya.
"Kecenderungannya Fadli itu agak nyinyir. I know Fadli very well, zaman gue masih aktivis dia itu dewa. Kalau diskusi tentang marxisme, Fadli paling jago karena dia orang sastra rusia."
"Dalam porsi bersebrangan, gue katanya aktivis kiri. Jadi berdebat dengan Fadli itu sesuatu yang menakutkan. He's very smart, tetapi sayangnya sejak dia masuk pertarungan antara Jokowi Prabowo Subianto, dia masuk ke kapasitas bukan Jokowi tadi," terang Yunarto Wijaya.
Dengan demikian, Yunarto Wijaya menilai, Fadli Zon merupakan sosok yang kerap nynyir dibandingkan Fahri Hamzah.
"Jadi jatuhnya nyinyir, judes. Kerjaannya nyubitin orang padahal saya tahu kalau dipancing tentang perdebatan filosofis, sistem, dia itu luar biasa," papar Yunarto Wijaya.
Dengan berbagai alasan tersebut, Yunarto tegas lebih memilih Fahri Hamzah dibandingkan Fadli Zon.
"Dengan posisi seperti saat ini, gue lebih pilih Fahri," aku Yunarto Wijaya.