"Sapi Australia di Indonesia masih dibunuh melalui kotak yang dilarang Mark I (penahan) dan pemotongan tali harus menjadi perhatian serius bagi semua di industri ternak," kata Oogjes.
"Sangat jelas bahwa sampai sanksi peraturan untuk pelanggaran ESCAS dikenakan penangguhan izin, sistem ini tidak akan secara efektif melindungi hewan dari perlakuan brutal."
Kendati demikian, Animals Australia menolak untuk merilis gambar atau video tersebut ke ABC.
Beberapa eksportir ternak hidup telah melihat rekaman tersebut, dan satu perusahaan telah menangguhkan perdagangan dengan fasilitas yang terlibat, menurut Dewan Eksportir Ternak Australia (ALEC).
Kepala eksekutif ALEC Mark Harvey-Sutton mengatakan gambar-gambar itu "menyedihkan".
Gambar yang tampak menunjukkan sapi Australia diikat dengan tali dan lehernya dipotong tanpa dibuat pingsan terlebih dahulu.
“Dalam situasi ini sepertinya dilakukan mungkin oleh staf yang tidak berpengalaman, tetapi tentunya di luar kendali normal yang ada di Indonesia,” katanya.
Beberapa video dan "sejumlah besar" foto, diambil antara 30 Juli dan 5 Agustus, menunjukkan 10 sapi di fasilitas pemotongan hewan tersebut, menurut Harvey-Sutton.
Dia mengatakan, eksportir mengambil tindakan cepat untuk mengidentifikasi sapi, namun pencabutan ear tag telah menunda upaya pelacakan.
Dia melanjutkan untuk mempertahankan sistem ESCAS dan mengatakan situasi yang "tidak menguntungkan" adalah pengecualian.