Sosok.ID - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hujan merujuk pada titik-titik air yang berjatuhan dari udara.
Dalam kasus tertentu, seperti adanya fenomena meletusnya gunung berapi, material yang berjatuhan dari langit biasanya adalah abu.
Fenomena itu lah yang biasa disebut dengan istilah hujan abu.
Tapi, fenomena hujan yang satu sungguh lain daripada yang lain.
Bagaimana tidak, sebuah kota tiba-tiba diguyur hujan cokelat.
Dilansir Sosok.ID dari Oddity Central, fenomena tak biasa ini terjadi di kota Olten, Swiss.
Penduduk di kawasan industri di kota yang terletak di barat laut Swiss itu diguyur hujan cokelat selama beberapa hari.
Foto-foto yang menunjukkan serbuk cokelat menempel di mobil penduduk pun beredar di media sosial.
Sudah dapat dipastikan, foto-foto tersebut langsung membuat geger jagad maya.
Orang-orang awalnya tidak percaya dengan fenomena tersebut.
Sampai akhirnya pihak berwenang dan perusahaan yang bertanggung jawab atas fenomena itu membenarkan kejadian tersebut.
Kota Olten, di kanton Solothrun Swiss adalah rumah bagi pabrik cokelat Lindt & Spruengli.
Kerusakan sistem ventilasi pendingin dari jalur pemanggangan kakao di pabrik tersebut tampaknya telah menyebabkan bubuk cokelat keluar dari area pabrik.
Angin kencang yang bertiup di wilayah tersebut sejak Jumat pekan lalu ikut menyebarkan serbuk cokelat hingga ke wilayah pemukiman di sekitar pabrik.
Pabrik cokelat itu telah bekerja keras untuk memperbaiki masalah ventilasi.
Pihak perusahaan juga menegaskan bahwa bubuk itu tidak berbahaya bagi manusia atau lingkungan.
Penduduk telah melewati hari-hari dengan ditemani fenomena aneh tersebut.
Banyak yang membuat lelucon dari fenomena tersebut.
Ada yang mengaitkannya dengan sebuah iklan sereal.
Di mana sereal itu digunakan untuk menangkap hujan cokelat.
Ada pula yang mengeluh mengapa tidak hujan arloji buatan Swiss saja.
Fenomena hujan unik seperti itu bukanlah yang pertama kali terjadi.
Sebelumnya, telah terjadi fenomena hujan darah, ikan, hingga katak.
Tentunya, hal itu terjadi karena adanya reaksi dari lingkungan.
(*)