Ayah dari Mumtaz Rais ini bahkan menganggap praktik otoriterisme di Indonesia jauh lebih parah.
Jokowi dianggapnya terlalu dimabuk buaian rakyat yang mendukungnya.
Padahal menurutnya, dukungan itu muncul karena Jokowi melakukan praktik pencitraan secara terus-menerus.
"Kita menyaksikan pada kuartal pertama ketika Jokowi menjadi presiden pada umumnya rakyat percaya akan ada perubahan signifikan bagi kehidupan rakyat Indonesia no. Namun harapan itu cepat kandas. Mengapa?" jelasnya.
Janji-janji politik yang keluar dari Jokowi dinilainya sekedar manis di bibir saja.
"Karena politik pencitraan terus saja dilakukan oleh Jokowi sambil terus melaksanakan janji-janji sosial, politik, ekonomi dan hukum yang terdengar merdu di telinga kebanyakan rakyat Indonesia."
"Dalam literatur politik Jokowi cukup lihai memainkan politik yang penampilannya itu demokratis tapi substansinya intinya otoriter," tegas Amien Rais.
Seiring memimpin RI, Jokowi menjalankan demokrasi liberal, kebebasan berbicara dan berpendapat dicurigai.
Namun gaya populis orang nomor satu di Indonesia tersebut, kata Amien, banyak mengecoh rakyat.
"Jokowi terbuai dengan puja-puji para pendukungnya," katanya.