Sudah bukan rahasia lagi, tempat perumusan naskah proklamasi berada di salah satu rumah petinggi Angkatan Laut Jepang yang masih tersisa di Indonesia kala itu.
Yakni kediaman Laksamana Maeda, di sana sekitar 40 sampai 50 tokoh kemerdekaan berkumpul termasuk Bung Karno dan Bung Hata.
Namun siapa sangka, tulisan tangan Bung Karno mengenai naskah proklamasi yang akan diketik menggunakan mesin ketik tersebut menemui kendala.
Ternyat Laksamana Maeda atau pemilik rumah tempat perumusan naskah proklamasi tersebut hanya memiliki mesin ketik berhuruf kanji.
Melansir dari Kompas.com, dari wawancara dengan kurator museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jaka Perbawa mengungkap kisah tersebut.
Kisah dimana tak ada mesin ketik berhuruf latin yang lazim di gunakan oleh banyak orang baik di masa menjelang kemerdekaan dan masa saat ini.
Berdasarkan kesaksian Satsuki Mishima, selaku asisten rumah tangga di kediaman resmi Maeda, bahwa atas perintah Maeda, dia berusaha untuk mencari dan meminjam sebuah mesin ketik dari Konsulat Jerman.
"Di sana ada Mayor Kandelar. Akhirnya mesin ketik Angkatan Laut Jerman itulah yang digunakan untuk mengetik naskah Proklamasi," tutur Jaka Perbawa, kurator koleksi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Baca Juga: Grafolog Ungkap Rahasia Tulisan Bung Karno : Tanda Tangan Seorang Pemimpin Bentuknya Dinamis
Saat mengetik, Sayuti Melik mengubah tiga kata dari tulisan tangan Sukarno, seperti kata 'tempoh' menjadi hanya 'tempo'.