Juga tidak jelas, apakah ini adalah satu-satunya pembom H-6J yang mendarat di Pulau Woody atau bagian dari kelompok bomber yang melakukan perjalanan.
Terlepas dari itu, sebenarnya mendarat di pos terdepan pulau adalah perkembangan signifikan yang dapat menunjukkan rencana penempatan yang lebih teratur di masa depan.
Bisa membawa tujuh rudal jelajah supersonik
Sebelumnya, pada Mei 2018, H-6K milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan apa yang tampak seperti pendaratan touch-and-go landing di Pulau Woody.
Misi itu menunjukkan, pangkalan tersebut mampu menangani pesawat yang lebih besar, meskipun tidak ada bukti pesawat pembom kembar tersebut benar-benar mendarat pada waktu itu.
Akhir Juli lalu, Kementerian Pertahanan China menyatakan, pesawat-pesawat tempur baru Angkatan Laut PLA, termasuk pembom H-6G dan H-6J, baru-baru ini melakukan latihan intensif 24 jam di Laut China Selatan.
MenurutGlobal Times, ini adalah pertama kalinya militer China secara resmi menampilkan pembom H-6J.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Ren Guoqiang mengatakan, pesawat-pesawat tempur di bawah Komando Teater Selatan Angkatan Laut PLA berhasil menyelesaikan latihan, termasuk lepas landas dan mendarat di siang hari juga malam hari serta serangan jarak jauh dan terhadap target permukaan.
Menurut Ren, latihan di Laut China Selatan tersebut merupakan pelatihan rutin dalam jadwal tahunan PLA. Dan, berkontribusi pada teknik pilot dan kemampuan taktis serta tempur pasukan di segala cuaca.
Pesawat pembom H-6J bisa membawa tujuh rudal jelajah supersonik anti-kapal YJ-12, dengan enam di bawah sayap dan satu di kompartemen senjata. Kapasitas senjata H-6J dua kali lipat dari H-6G.
Daya jelajah H-6J juga 50% lebih jauh dibanding H-6G, hingga 3.500 kilometer.(*)