"Kita masuk ke dalam perhubungan nasib demokrasi. Jelas presiden Jokowi tiba ketika Indonesia sudah menjalankan demokrasi, yaitu kompetisi," ujar Rocky Gerung.
"Tapi presiden, stafnya, buzzernya, purnakawannya terus menyuarakan bahwa ini kompetisi," katanya.
Alih-alih bebas berkompetisi, kata Rocky, demokrasi lebih mengedepankan untuk jangan menghalangi kompetisi bebas, dan bukan malah melibatkan kekuasaan di dalamnya.
"Prinsip demokrasi itu jangan halangi kompetisi bebas, bukan bebas berkompetisi. Menghalangi kompetisi dengan kekuasaan itu bertentangan dengan demokrasi," tegas Rocky Gerung.
Tak tanggung-tanggung, Rocky menyebut Istana buta dengan pemahaman demokrasi.
"Terus menerus diucapkan di tlakshow kan ini kompetisi. Kacau karena kehilangan akal untuk membenarkan sesuatu di depan mata kalau itu salah," tegasnya.
Pria yang dikenal vokal mengkritisi pemerintahan ini menyebut, tindakan-tindakan Jokowi saat ini sedang menenggelamkan demokrasi itu sendiri.
"Bangsa ini sedang ditenggelamkan oleh Presiden Jokowi dalam hal demokrasi. Udahlah kalau tenggelam secara ekonomi karena salah kebijakan."
"Ada faktor yang tidak dihitung, force major. Covid tidak terduga. Tetapi demokrasi harus dihitung dengan menyediakan wahana demokrasi. sekarang wahana itu dia tutup," papar Rocky Gerung.
Diberitakan sebelumnya, majunya Gibran Rakabuming Raka digaungkan sebagai upaya Jokowi dalam membangun dinasti politik.