Sosok.ID - Pontianak memberikan sebuah kabar mencengangkan, dimana 77 gadis di bawah umur terlibat sindikat prostitusi di kota tersebut.
Ironisnya beberapa dari mereka terjangkit penyakit HIV dan Sipilis, juga hamil di luar nikah.
Melansir Tribun Pontianak, 77 orang tersebut terdiri dari 2 anak Sekolah Dasar (SD), 61 anak Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 14 anak Sekolah Menengah Atas (SMA).
Mereka terlibat sindikat prostitusi terhitung sejak Januari hingga Juni 2020.
Data ini diungkapkan oleh Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Devi Tiomana.
Devi mengaku khawatir dengan masa depan anak-anak di Kota Pontianak.
Menurut Devi, modus yang digunakan para germo alias penjaja prostitusi ini yakni dengan menjerat korban yang masih belia bermodus pacaran.
Saat para korbannya yang lugu berhasil terbujuk, pelaku akan memperdaya agar anak-anak tak bersalah itu mau melayani pria hidung belang.
Pelaku melancarkan aksinyamelalui aplikasi sosial Me Chat.
Sasaran para germo pun lelaki hidung belang yang doyan tubuh gadis belia.
“Hal yang membuat kita prihatin, pelaku yang menjerat korbannya untuk disajikan pada pria hidung belang ini juga masih belia dan berstatus pelajar," kata Devi, Sabtu (25/7/2020).
"Tidak hanya sebatas menjual, korbannya juga harus menjadi pemuas syahwat para pelaku,’’ ungkapnya.
Para germo yang katra Devi kebanyakan juga masih belia dan berstatus sebagai pelajar ini bahkan paham cara memilih tempat-tempat seperti hotel berbintang yang tak tersentuh aparat penegak hukum.
Menurut pengakuan salah seorang gadis yang ia bina, para pelaku selalu berpindah-pindah hotel saat melakukan aksinya.
Mereka pun memesan lebih dari satu kamar, yang digunakan sebagai lokasi berkumpul dan melayani tamu.
Bisnis esek-esek dengan memanfaatkan para gadis dibawah umur ini meraup hasil tak terduga.
Dalam satu hari korban bisa menghasilkan uang Rp 3 juta.
Mengutip Tribun Pontianak, mereka bisa menjadi tamu hotel selama berminggu-minggu untuk kemudian check in kembali di hotel besar lainnya.
Mengerikannya, Devi mengatakan bahwa jaringan yang terungkap saat ini masih sebagian.
“Jaringan yang terbongkar kali ini baru sebagian dari jaringan prostitusi pelajar Kota Pontianak," tutur Devi.
"Masih banyak lagi jaringan lain dan melibatkan pelajar disebagian besar SMP Negeri di kota ini,’’ ungkapnya.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat ikut berperan menangani kasus ini secara intensif.
“Ini sebagai tolok ukur mengkaji ulang berbagai kebijakan terkait Kota Layak Anak untuk memperbaiki status dan peringkatnya," sebut Devi.
"Peringatan HAN (Hari Anak Nasional) kali ini juga harus dijadikan sebagai momentumnya semua orangtua dan keluarga untuk menjadikan rumah masing-masing sebagai tempat paling aman dan nyaman untuk anak. Sehingga anak-anak tidak berada di luar rumah dan terlibat berbagai kasus kriminal," harapnya. (*)