"Yang namanya gubernur, bupati, presiden, itu dipilih. Apakah sistem yang dipilih seperti sekarang Gibran karena kebetulan dia anak presiden kemudian kita katakan dinasti?" ujar Andreas.
Terlebih, kata Andreas, Gibran juga belum tentu terpilih dalam pilkada Desember mendatang, karena hasil akhir jelas berada di tangan rakyat.
Alih-alih langsung dipilih, Andreas menilai bahwa menjadi keturunan dari penguasa saat ini tidak menjamin akan memenangkan kotak suara.
"Padahal penentuan akhir ada di rakyat, rakyat yang akan memilih. Bahwa tidak selalu anak dari turunan yang mereka berkuasa selalu terpilih, belum tentu kan," imbuhnya.
Sejak mendeklarasikan maju dalam kontestasi politik, nama Gibran Rakabuming Raka memang langsung menjadi perhatian.
Banyak pihak menjadi tertarik dengan alasan PDIP mengusung putra dari orang nomor satu di Indonesia itu.
Padahal menurut Andreas, hanya karena Gibran merupakan putra presiden, ia tetap harus menjalani segala prosedur dengan urut dan runtut seperti kader dari kalangan lainnya.
"Lantas apakah memang karena bapaknya presiden sehingga dia bisa menabrak semua prosedur dan dapat ditetapkan dan pasti akan terpilih, karena dia anak presiden? Saya kira tidak," ungkap Andreas.
Andreas, dikutip dari Warta Kota memberikan contoh untuk menguatkan argumennya.
Ia mengingatkan kasus dimana salah seorang anak dari Presiden Jokowi, pernah dibiarkan meskipun tidak lolos seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS).