Sosok.ID - Bukan hanya benua Asia yang kini memanas gegara gesekan di perbatasan negara hingga hampir pecah perang antar negara baru-baru ini.
Ternyata di benua Biru Eropa, militer Rusia juga sedang melancarkan konfrontasi dengan negara tetangganya Ukraina.
Bahkan dikabarkan baru-baru ini Vladimir Putin memerintahkan pasukan militer negara Beruang Putih untuk menyerbu perbatasan Ukraina.
Hal itu terjadi setelah insiden Tank Rusia yang dipecundangi oleh rudal yang dijalankan manual dari tangan tentara Ukraina.
Baca Juga: Rusia Sedang Persiapkan Uji Coba Rudal Balistik Antar Benua, Warganya Langsung Dievakuasi
Akibat tensi di perbatasan kedua negara itupun membuat hubungan keduanya memburuk hingga terjadi konfrontasi yang bisa berakibat peperangan.
Kini pihak Rusia tengah menyiagakan senjata berat dan tank mereka di perbatasan, sedangkan Ukraina sendiri tengah bersiap dengan menerjunkan tentaranya.
Tak hanya itu saja, bahkan tentara negara dengan bendera dominan warna biru dan kuning tersebut membawa serta rudal Javelin yang kapan saja bisa pecundangi Tank buatan Rusia.
Hal itu lantaran kemampuan rudal buatan Amerika Serikat (AS) ini memiliki spesifikasi yang unik dibanding rudal yang lain.
Bahkan rudal yang bisa digunakan secara manual ini bisa meremukkan Tank Rusia dengan sekejam lantaran keunggulannya.
Melansir dari situs resmi Lockheed Martin, rudal jenis ini memang memiliki spesifikasi sebagai anti-tank.
Bahkan rudal portabel ini bisa dipandu manusia dengan memanggulnya di bahu.
Rudal buatan perusahaan join ventur antara Lockheed Martin dengan Raytheon ini dikenal juga dengan sebutan FGM-148.
Dalam pengoperasiannya, rudal ini bisa menggunakan dua mode serangan yang unik di banding rudal lain yang selevel dengannya.
Serangan pertama rudal ini bisa menggunakan cara manual atau dengan menembak langsung ke target sasaran yang dituju.
Setelah diluncurkan secara manual oleh operator, Javelin memiliki kemampuan memandu dirinya sendiri ke arah target yang telah di tentukan sebelumnya oleh operator.
Sedangkan mode serangan yang kedua, Javelin akan ditembakkan ke arah atas dari operator.
Hal itu dimaksudkan agar rudal bisa melesat di udara dan akan berbalik menukik dan menuju sasaran tank bagian atas sesuai yang targetkan oleh operator.
Metode ini memang disebut ampuh dan minim resiko bagi operatornya.
Sebab rudal ini menyerang bagian terlemah tank lawan yang berada di bagian atas tank.
Selain itu, saat rudal di tembakan ke atas, maka ada kesempatan bagi operator untuk bisa menyelamatkan diri atau berpindah lokasi agar tak terkena dampak ledakan rudal tersebut.
Dilansir dari The Drive, rudal ini memiliki teknologi Command Launch Unit (CLU) dengan sistem pencitraan termal yang mampu memperbesar hingga 12 kali.
Teknologi ini memberikan kemampuan pengelihatan yang lebih baik saat malam hari dan dapat dilepas dari Javelin untuk digunakan secara terpisah.
Bukan hanya anti-tank, Javelin juga disebut bisa meremukkan apa saja termasuk kendaraan lapis baja, pasukan yang sedang bersembunyi, hingga pesawat tempur atau helikopter yang sedang terbang rendah.
Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Ruslan Khomchak, mengatakan pasukan Angkatan Darat Ukraina yang baru-baru ini di rotasi di garis depan telah dilengkapi dengan rudal ini.
"Pasukan Angkatan Bersenjata akan menerima Javelin selama rotasi di zona tempur," jelas Khomchak.
Dia menambahkan beberapa pasukan sedang menyelesaikan pelatihan penggunaan rudal Javelin.
"Saya ingin memastikan bahwa tentara kami dapat secara efektif menggunakan rudal anti-tank," sambung Khomchak. (*)