Hingga apa yang dilakukan oleh tentara India adalah bermaksud untuk membuka lagi blokade aliran sungai tersebut.
Namun ternyata apa yang mereka lakukan membuat nyawa mereka terancam.
Saat sedang menjalankan misi tiba-tiba tentara China pun menyerang hingga membuat 20 prajurit India meninggal dan beberapa luka serta beberapa lainnya ditahan oleh lawan.
The Guardian menyebut kematian dari 20 tentara itupun membuat konsesus yang dibuat kedua belah pihak selama bertahun-tahun kini tak lagi berarti.
Namun pada hari Sabtu (20/6/2020), China menuduh India melakukan "aksi provokasi yang disengaja", dan mengkritik pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Tetapi konstruksi India telah berada di dalam wilayah yang dikontrolnya.
"Ini tampaknya menjadi dorongan yang jauh lebih terpadu pada bagian China untuk mengubah status quo," kata Andrew Small, rekan senior di German Marshall Fund kepada The Guardian.
Dia memperingatkan bahwa informasi tentang daerah perbatasan itu terpisah-pisah, dan sebagian besar dari sumber-sumber India dilengkapi dengan gambar satelit.
Akan tetapi, ada gambaran yang jelas tentang kehadiran pasukan China yang terus meningkat.
Small menambahkan, "Militer China telah memperkuat posisinya di banyak lokasi, tidak hanya melakukan patroli di seluruh LAC tetapi membangun infrastruktur dan mempertahankan kehadiran yang berkelanjutan."
Dia juga menilai, sangat mustahil bahwa para komandan di perbatasan akan merencanakan penyergapan mematikan semacam itu tanpa persetujuan diam-diam dari tingkat tertinggi.