Menolak dengan alasan lelah, nampaknya tidak begitu berarti bagi Alamia, dirinya tetap memaksa bahkan nekat menunggu di depan pintu pagar rumah kos.
Sadarul pun mulai curiga terhadap wanita tersebut.
"Bukan saya saja yang resah, tapi penghuni kos lainnya. Amelia memaksa mau masuk, tapi tidak diperbolehkan. Dia sempat memanjat pagar dan melempari kaca jendela kamar kos. Tapi kami semua diamkan saja sampai dia tertidur di depan pintu pagar," ujarnya.
Keesokannya, Amelia masih tetap menunggu di depan rumah kos Sadarul.
Sampai akhirnya Sadarul menghubungi rekannya, Rizal untuk meminta pertolongan.
"Tapi Rizal tida mau datang, sampai akhirnya Amelia minta diantarkan ke Departemen Agama Jl Rapoccini. Agar masalah selesai akhirnya saya antarkan. Ternyata sampai sana Amelia malah minta dinikahi. Saya pun menolak dan warga banyak berdatangan saat saya terlibat cekcok. Saya pun meminta warga agar mengamankan Amelia sambil menunggu polisi datang."
Aparat kepolisian pun datang menjemput Sadarul dan Amelia.
Keduanya lalu dibawa ke Markas Polsekta Rappocini untuk dimintai keterangannya.
"Saat di Polsekta Rappocini, keponakan Amelia datang menjemput. Keponakannya Amelia mengaku, tantenya ternyata mengalami kelainan jiwa. Masalah pun selesai dan saya cabut laporan," ungkapnya.
Tanpa disangka, keesokan harinya Amelia datang bersama anggota Polsekta Panakukang.