Follow Us

Gunakan Taktik Prajuri Serigala, China Bisa Seret Negara Sekutu Dalam Perang Dinginnya dengan AS, Analis: Perang Dingin AS-China Memiliki Kompetisi Penuh...

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 12 Juni 2020 | 19:13
Gunakan Taktik Prajuri Serigala, China Bisa Seret Negara Sekutu Dalam Perang Dinginnya dengan AS, Analis: Perang Dingin AS-China Memiliki Kompetisi Penuh...
National Interest

Gunakan Taktik Prajuri Serigala, China Bisa Seret Negara Sekutu Dalam Perang Dinginnya dengan AS, Analis: Perang Dingin AS-China Memiliki Kompetisi Penuh...

Granville mengatakan dalam sebuah catatan, beberapa dari taktik diplomasi prajurit serigala sudah berlangsung.

Sebagai contoh, China menghentikan sementara impor daging sapi dari Australia setelah Negeri Kanguru itu menyerukan penyelidikan global tentang asal-usul virus corona.

Baca Juga: Lintah Darat Dunia Hisap Lebanon, Indonesia Juga Pernah Kena

"Diplomasi prajurit serigala adalah pendekatan baru Tiongkok yang dilarang berlaku di dunia luar," tambah Edward Lucas dari Pusat Analisis Kebijakan Eropa dalam sebuah catatan bulan lalu.

Dia menambahkan: “Serangan balik terhadap diplomasi Wolf Warrior sedang tumbuh. Tiongkok memicu kemarahan di Australia, Kanada, Jerman, Belanda, dan Swedia - jika mengambil beberapa contoh baru-baru ini.”

Melansir dari South China Morning Post, Shi Yinhong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin China sekaligus penasihat Dewan Negara Tiongkok mengungkap bahwa akan terjadi perang dingin model baru.

"Amerika Serikat dan China sebenarnya berada di era Perang Dingin yang baru," kata Shi.

Baca Juga: Tampilannya Lusuh Duduk di Aspal Pandangi Majikannya Makan Enak di Restoran, Kisah TKW yang Diperlakukan bak Anjing Piaraan Sampai ke Meja Perdana Menteri

Dia menambahkan, “Berbeda dari Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet, Perang Dingin baru antara AS dan China memiliki kompetisi penuh dan perputaran cepat. Hubungan AS-China tidak lagi sama dengan beberapa tahun yang lalu, bahkan tidak sama dengan beberapa bulan yang lalu.” (*)

Source : CNBC, South China Morning Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest