Menurut Kasandra, luka dan stres anak kian bertambah ketika ego dan kekerasan yang diterima anak diiringi dengan adanya keterbatasan komunikasi.
"Itupun ditambah lagi ketika tidak diizinkan ketemu ibunya. Tidak diizinkan ketemu ayahnya. Penutupan akses. Ini sangat bahaya karena proses tumbuh kembang anak jadi tidak maksimal,” paparnya.
Sebagai ornag yang menangani Aurel, Kasandra mengakui adanya trauma batin yang dialami anak Krisdayanti pasca perceraian.
“Setiap trauma perceraian itu akan memberikan dampak tertentu bagi pasangan dan anak-anak. Luka batin itu bisa tinggal selama bertahun-tahun lamanya. Bahkan sampai anak-anak itu menjadi dewasa,” katanya.
Ia pun mewanti-wanti, sebab seorang anak membutuhkan dukungan yang berimbang dari orang tua.
“Tentu anak memerlukan peran dari ayah dan ibunya secara berimbang. Sesuai dengan kebutuhan. Ada masa di mana anak perlu ibunya, ada masa di mana anak perlu ayahnya. Masing-masing harus bisa memberikannya semaksimal mungkin untuk proses pertumbuhan anak,” tandas Kasandra. (*)