Usut punya usut, satu karung beras jatah sang anak yang ditanyakan oleh Arni telah pindah ke desa Leuweungkolot.
"Udah dapat satu, dikasihkan bukan dipotong satu karung bukan. Karena satu karung jatah anaknya sudah pindah," kata Ade.
Nenek Arni setelah kejadian langsung dibawa ke RSUD Leuwiliang, sekaligus keluarga meminta visum.
Didampingi anggota KNPI Kecamatan Cibungbulang, nenek Arni membuat laporan.
Kedua belah pihak kemudian dipertemukan di kantor Polsek Cibungbulang untuk melakukan musyawarah.
"Kedua belah pihak saling memaafkan dan ketua RT ini memberikan biaya untuk pengobatan sebesar Rp 1 juta. Pulangnya kita dari kepolisian kasih beras 5 kg," ujarnya.
Kendati demikian, Naih mengaku kecewa dengan sikap Ketua RT.
"Kalau saya sebagai anaknya bisa menerima aja ya akhirnya dengan bijak saya juga tidak menuntut banyak. Intinya kalau masyarakat menanyakan ya seharusnya pemimpin (ketua Rt) jangan main tangan," tegas Naih.
Baca Juga: Dengar Tangis Bayi di dalam Tanah, Warga Terkejut Ternyata Bocah Malang Itu Dikubur Hidup-hidup
"Pertama dia kurang kontrol (pak RT) dan karena orang tua otomatis ibu saya nuntut karena haknya tidak diberikan ya nuntut lah. Untungnya dia langsung meminta maaf karena merasa salah kalau udah begitu ya gimana lagi," kata Naih,
Menurut Naih, pelaporan itu dilakukannya untuk memberikan efek jera agar pemimpin tidak bertindak semena-mena terhadap rakyat, terlebih kepada orang tua.