Follow Us

Beda Dengan Negara Lain, Pakistan Gunakan Teknologi Anti-Terorisme Untuk Lacak Pasien Covid-19, Ini Hasilnya!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 29 Mei 2020 | 12:13
Beda Dengan Negara Lain, Pakistan Gunakan Teknologi Anti-Terorisme Untuk Lacak Pasien Covid-19, Ini Hasilnya!
freepik

Beda Dengan Negara Lain, Pakistan Gunakan Teknologi Anti-Terorisme Untuk Lacak Pasien Covid-19, Ini Hasilnya!

Sosok.ID - Seluruh negara kini bisa dikatakan sedang berjuang melawan wabah virus corona.

Bahkan berbagai cara dilakukan oleh banyak pihak termasuk berlomba temukan vaksin untuk virus tersebut.

Dalam hal ini banyak negara telah merubah protokol dan membuat peraturan baru bagi masyarakat.

Protokol kesehatan jadi sangat penting untuk mencegah terjadinya lonjakan pasien terpapar virus corona untuk saat ini.

Baca Juga: Tito Karnavian Prediksi Masker Akan Jadi Gaya Hidup Baru Bagi Masyarakat, Mendagri Pun Selangkah Lebih Maju dengan Desain Maskernya Sendiri

Namun negara satu ini menggunakan sistem yang berbeda dengan negara-negara lain dalam menghadapi wabah.

Bukan menggunakan protokol kesehatan yang lazim digunakan negara lain, Pakistan justru gunakan sistem anti-terorisme untuk tangani virus corona.

Layanan intelijen Pakistan menggunakan teknologi penerapan rahasia yang biasanya digunakan untuk melacak militan digunakan untuk melacak pasien virus corona dan orang-orang yang telah melakukan kontak.

Dalam sebuah program yang dipublikasikan oleh Perdana Menteri Imran Khan, pemerintah Pakistan telah mengubah Layanan Inter Badan Intelijen (ISI) untuk membantu pemerintah melacak virus yang sampai saat ini masih menginfeksi warga Pakistan.

Baca Juga: Dulu Nekat Nikah dengan Ahmad Dhani yang Cuma Lulusan SMA, Maia Estianty Sebut Kedua Orang Tuanya Sempat Makan Hati dengan Kelakuan Mantan Suami di TV

Detil dari proyek itu belum dirilis namun dua pejabat telah mengatakan pada media Perancis AFP bahwa layanan intelijen menggunakan sistem geo-fencing dan pemantauan via telepon yang biasanya digunakan untuk memburu target bernilai tinggi termasuk militan lokal dan asing.

Kurangnya kesadaran, stigma dan ketakutan memberi kontribusi lebih pada banyak orang di Pakistan dengan gejala virus untuk tidak memeriksakan diri atau bahkan pergi ke rumah sakit.

Source : Kompas.com

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest