Sedangkan Chengdu J-10 ialah penempur ringan bermesin tunggal juga buatan China sendiri.
Dalam keterangannya, China berharap jika Su-35 yang ditempatkan di Komando Teater Selatan dapat meningkatkan daya deteren J-16 dan J-10.
Namun harapan China pupus usai mengetahui jika kualitas sistem Avionik serta radar Su-35 jauh dari harapan.
China kecewa dengan kemampuan radar PESA Irbis E Su-35 yang melakukan pemindaian sinyal elektronik pasif akan tetapi tidak dapat secara cepat mengukur jarak serta mengunci sasaran.
Bahkan pilot PLA Air Force berani bertaruh jika radar AESA milik J-16 dan J-10C lebih mumpuni dibanding Su-35.
Laporan ini menegaskan jika AU China merasa tepat jika mereka lebih mengutamakan jet tempur buatan sendiri macam J-11 dan J-16 untuk nantinya bertarung dengan mesin perang negara-negara yang bersengketa dengan Beijing.
Padahal China sejatinya sudah dalam proses kontrak penambahan Su-35 dari Rusia baru-baru ini. Akankah dibatalkan?
Sementara itu analis Barat yakin jika laju pesat militer China sudah selangkah lebih maju dari visi militer Rusia yang seakan gagap dalam menghadapi dinamika dinamisnya perkembangan teknologi militer. (Seto Aji/Sosok.ID)