"Terjadi panic buying di ibu kota, dengan penduduk setempat menimbun segalanya mulai dari deterjen dan beras, hingga elektronik dan minuman keras."
Stok barang impor yang ada di kota itupun jadi sasaran utama masyarakat untuk dibeli.
Namun dalam beberapa hari ini, barang produksi dalam negeri di Pyongyang sempat ludes dibeli masyarakat.
"Mereka mulai mengambil semua produk impor terlebih dahulu, tetapi dalam beberapa hari terakhir mereka juga berburu barang-barang produksi dalam negeri, seperti ikan kaleng dan rokok."
Tak sampai di situ saja, kecemasan masyarakat Pyongyang atas kabar meninggalnya Kim Jong Un ditambah gegara beberapa hari ini terdengar suara Helikopter di wilayah mereka.
Helikopter tersebut bahkan terbang sangat rendah di atas langit Pyongyang.
Bukan hanya Helikopter tetapi disebutkan juga di The Washington Post, Minggu (26/4/2020) transportasi umum seperti kereta api mulai terganggu di daerah perbatasan seperti dengan China.
"Helikopter terbang rendah di Pyongyang, sumber terpercaya mengatakan kepada saya, dan kereta api di Korea Utara juga di utara perbatasan China telah terganggu," tulis Fifield di The Washington Post terbitan Minggu (26/4/2020).
Sebenarnya, berita mengenai kematian pemimpin Korea Utara seperti saat ini memang bukan pertama kali.
Sebelumnya, banyak media-media internasional sering memberitakan kabar mengenai kematian pemimpin Korea Utara.