Sementara Michael mencatatkan harta senilai US$ 10,7 miliar atau berkurang sekitar US$ 5,67 miliar ytd.
Pemilik Grup Djarum tersebut mengawali bisnisnya lewat perusaahaan rokok, namun kini Djarum memperluas lini bisnisnya ke sektor properti, perbankan, elektronik, pulp dan kertas, perkebunan, telekonomunikasi hingga yang teranyar merambah industri digital melalui perusahaan modal ventura GDP Venture.
Grup Djarum juga memiliki bisnis properti dan perhotelan.
Meskipun lini bisnis utama tak melantai di bursa, setidaknya terdapat dua perusahaan Grup Djarum yang menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Nah, sebagian besar aset yang hilang dari keluarga Hartono tersebut antara lain di BCA.
Baca Juga: Dikabarkan Sakit Parah, Jika Sampai Meninggal Inilah Sosok Pengganti Kim Jong Un
Akhir tahun 2019, harga saham BCA bertengger di level 33.425 dan memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 816 triliun.
Pada perdagangan Jumat (24/4/2020), harga saham BBCA di level 24.600 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 606,51 triliun.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul: "Harta keluarga Djarum hilang ratusan triliun karena pandemi."
(*)