Follow Us

Cerita Tukang Gali Kubur Langganan Presiden Jokowi yang Sudah 7 Tahun Mengabdi dan Tak Mau Dibayar, Sebut Tanah Makam Ibunda sang Presiden Mudah Digali

Tata Lugas Nastiti - Kamis, 26 Maret 2020 | 18:00
Cerita Penggali Kubur Makam Ibunda Presiden Jokowi, Sebut Proses Penggalian Tanah Tak Makan Waktu Lama dan Cuma Butuh 8 Orang: Tanahnya Mudah Digali
Kolase gambar Instagram/@jokowi dan Tribun Solo/Adi Surya

Cerita Penggali Kubur Makam Ibunda Presiden Jokowi, Sebut Proses Penggalian Tanah Tak Makan Waktu Lama dan Cuma Butuh 8 Orang: Tanahnya Mudah Digali

Kepada awak media, Suripto mengaku dirinya baru mendapat kabar duka tersebut pada Rabu (25/3/2020) sekitar pukul 18.00 WIB sehabis adzan Maghrib.

Baca Juga: Bosan Menjanda 12 Tahun, Sosok Ini Nekat Kawini Anak Kandung hingga Hamil Besar, Putranya Enjoy Aja Karena Memang Suka

"Saya dapat kabar dari Pak Kades, dapatnya saat adzan Maghrib. Saya langsung diminta untuk siap-siap mengumpulkan teman-teman. Sebanyak 8 orang saya siapkan," ungkap Suripto.

Selama proses penggalian, Suripto mengaku tidak mendapatkan masalah sama sekali.

Sebaliknya, tanah tempat peristirahatan terakhir nenek Gibran Rakabuming itu malah mudah untuk digali dan tak memerlukan waktu yang banyak.

"Tanahnya mudah digali. Biar kuat, kami buat bekisting terus melakukan pengecoran," lanjut Suripto seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribun Solo.

Baca Juga: Ngawurnya Kebangetan, Jenazah Pasien PDP Corona Nekat Dibawa Pulang dan Diciumi, Misal Positif, Satu Keluarga beserta Tetangga dan Pelayat Auto jadi ODP!

Bagi Suripto ini adalah bentuk tanggung jawabnya kepada keluarga Presiden Jokowi setelah 7 tahun lamanya mengabdi.

"Yang bertanggung jawab menggali dari awal itu saya. Sudah hampir 7 tahun melakoninya," ucap sang penggali kubur.

Suripto dan warga mengaku ikhlas melakukan hal ini dan tak mau menerima bentuk bayaran apa pun.

"Saya melakukannya tanpa pamrih, sebagai bentuk gotong royong warga sekitar sini.

Kalau ada bayaran saya pasti protes, itu tidak boleh ada. Takutnya akan membudaya dan rasa sosialnya menghilang," tutup Suripto.

Source : Kompas.com, Tribun Solo

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest