Kepada awak media, Suripto mengaku dirinya baru mendapat kabar duka tersebut pada Rabu (25/3/2020) sekitar pukul 18.00 WIB sehabis adzan Maghrib.
"Saya dapat kabar dari Pak Kades, dapatnya saat adzan Maghrib. Saya langsung diminta untuk siap-siap mengumpulkan teman-teman. Sebanyak 8 orang saya siapkan," ungkap Suripto.
Selama proses penggalian, Suripto mengaku tidak mendapatkan masalah sama sekali.
Sebaliknya, tanah tempat peristirahatan terakhir nenek Gibran Rakabuming itu malah mudah untuk digali dan tak memerlukan waktu yang banyak.
"Tanahnya mudah digali. Biar kuat, kami buat bekisting terus melakukan pengecoran," lanjut Suripto seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribun Solo.
Bagi Suripto ini adalah bentuk tanggung jawabnya kepada keluarga Presiden Jokowi setelah 7 tahun lamanya mengabdi.
"Yang bertanggung jawab menggali dari awal itu saya. Sudah hampir 7 tahun melakoninya," ucap sang penggali kubur.
Suripto dan warga mengaku ikhlas melakukan hal ini dan tak mau menerima bentuk bayaran apa pun.
"Saya melakukannya tanpa pamrih, sebagai bentuk gotong royong warga sekitar sini.
Kalau ada bayaran saya pasti protes, itu tidak boleh ada. Takutnya akan membudaya dan rasa sosialnya menghilang," tutup Suripto.