Sosok.ID - Pemerintah Indonesia belum resmi menyatakan pembatalan terkait pembelian 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia.
Kabar pembatalan ini pertama kali tersiar tatkala Amerika Serikat (AS) menekan Indonesia agar tak membeli alutsista dari Rusia dan China.
Mengutip dari janes.com, Selasa (17/3/2020) direktur Layanan Federal Rusia untuk Militer -Teknis Kerjasama (FSVTS) Dmitry Shugayev angkat bicara mengenai kabar pembatalan ini.
Shugayev yang diwawancarai saluran berita Russia 24 menegaskan jika status pembelian 11 unit Su-35 Indonesia masih aktif dan sesuai rencana.
Ia juga membantah kabar mengenai pembatalan pembelian Su-35 tersebut.
"Tidak ada pembatalan resmi dari pembeli (Indonesia) untuk Su-35," kata Shugayev.
Namun Indonesia sudah ancang-ancang jika memang Su-35 tak jadi dibeli.
Yakni dengan mengincar F-35 Lightning II sebagai ganti jika AS masih melarang membeli Su-35.
Pilihan Indonesia tepat jika memang nantinya F-35 mengisi hanggar Skadron Udara TNI AU.
Baca Juga: Melihat Kemampuan Menakjubkan Jet Tempur Siluman F-35 Lightning II, Calon Pengganti Su-35 Indonesia
Melansir aviationweek.com, Jumat (20/3/2020) baru-baru ini F-35 memperoleh debut tempurnya di peperangan nyata.
Pada 9 Maret 2020 lalu Brigjen David Abba dari USAF Director of the F-35 Integration Office membeberkan laporan operasional jet tempur silumannya F-35A di Timur Tengah.
F-35 USAF bersarang di lanud Al Dhafra Air Base (United Arab Emirates) dari 34th Fighter Squadron 'Rude Rams', 466th Fighter Squadron 419th Fighter Wing dan 34th Aircraft Maintenance Unit.
USAF memang sengaja menempatkan 12 unit F-35 Lightning II sejak tahun 2019 di benua penuh konflik itu untuk menguji seberapa tangguh predator udara tersebut dalam mendukung Combined Joint Task Force – Operation Inherent Resolve (CJTF–OIR).
Hasilnya ke-12 F-35 berhasil mencetak 7.300 jam terbang dan melakukan 1.300 misi operasi militer di sana.
Lebih dari itu F-35 juga menembakkan 150 rudal untuk menyerang sasaran.
Operator juga mencoba fitur Stealth F-35 dengan melakukan penyusupan ke wilayah udara musuh.
Hasilnya F-35 berhasil menghindari sistem pertahanan udara musuh, melacak aset-aset penting militer lawan serta memetakannya hingga melakukan serangan mendadak secara terbatas pada sasaran terpilih.
Selain itu F-35 juga berbagi informasi terkini dengan unsur-unsur satuan militer kawan di darat mengenai keberadaan musuh.
Meski demikian tak disebutkan pertahanan udara negara mana yang disusupi F-35. Namun besar kemungkinan ialah Suriah.
Keberhasilan F-35 dalam melakukan misi Suppression of Enemy Air Defense (SEAD) ini semakin menasbihkan F-35 sebagai penempur mumpuni ber cap Battle Proven untuk melakukan Surprise Attack kepada lawan. (Seto Aji/Sosok.ID)