Sosok.ID - Pada Rabu (18/3/2020) pemerintah Malaysia memutuskan untuk Lockdown seluruh negara imbas virus corona.
Malaysia sengaja melakukan Lockdown sebagai langkah cepat menekan penyebaran virus corona.
Lockdown yang dilakukan Malaysia ini mendapat respon negatif dari Singapura karena bisa membahayakan kelangsungan hidup rakyatnya.
Ketetapan ini diambil setelah Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan pemerintah akan menerapkan Perintah Pengendalian Gerakan mulai 18 Maret hingga 31 Maret.
Namun nampaknya baru sehari lockdown jumlah kasus corona di Malaysia meningkat tajam.
Mengutip thestar.com.my, Kamis (19/3/2020) Malaysia sekarang memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi keempat di Asia di belakang China, Iran dan Korea Selatan.
Hal ini menempatkan negeri Jiran sebagai negara terparah virus corona di Asia Tenggara.
Sehari setelah lockdown, ada 110 kasus baru corona.
Hingga sekarang di Malaysia terdapat 900 kasus corona yang membuat pemerintahannya was-was bukan main.
Padahal Jepang, negara yang berdekatan dengan China 'hanya' memiliki 889 kasus corona.
China sendiri masih memegang kasus terbanyak corona dimana ada 81.139 kasus.
Namun nampaknya saat ini hanya ada 1 orang pasien corona dimana negeri Panda berhasil mengatasi virus mematikan ini.
Iran di posisi kedua dengan 17.361 dan Korea Selatan dengan 8.565 kasus.
Sementara itu akibat lockdown yang dilakukan Malaysia membuat Singapura terancam kekurangan bahan makanan.
Maybank Kim Eng Research memperkirakan, ada sekitar 400.000 warga Malaysia yang bekerja dan belajar di Singapura melintasi perbatasan setiap hari.
Lebih dari itu persediaan makanan juga kebanyakan didatangkan Singapura dari Malaysia.
Ekonom senior Singapura Chua Hak Bin menjelaskan hal ini.
"Lockdown Malaysia, terutama pada perjalanan dan bisnis yang tidak penting, dapat memiliki efek buruk pada perekonomian Singapura, " ujar Chua.
Kepala penelitian dan strategi di Oversea Chinese Banking Corp di Singapura, Selena Ling juga khawatir imbas lockdown Malaysia berakibat buruk pada persediaan makanan warganya.
Namun ia tetap optimis negeri Singa mampu memenuhi pangan selama dua minggu masa lockdown.
"Meskipun itu tak terduga dan belum pernah terjadi sebelumnya, saya kira kita hanya harus menunggu dan menilai mengingat itu hanya selama dua minggu," dan harus ada persediaan makanan yang cukup untuk menutupi periode itu," ujar Selena, (Seto Aji/Sosok.ID)