Sosok.ID - Lebih dari 100 negara di dunia kini sedang berperang melawan wabah yang telah tewaskan ribuan orang di berbagai negara.
Di negara pertama kali virus itu berkembang bahkan telah membuat bangsa yang juga dijuluki sebagai negara tirai bambu itu telah lumpuhkan hampir semua wilayah.
Walau kini telah klaim terbebas dari virus tersebut, bangsa lain masih berjuang untuk bisa melewati wabah yang muncul pertama kali pada bulan Desember tahun lalu ini.
Lantaran membuat lumpuh sebagian besar wilayahnya setelah wabah tersebut menjangkit lebih dari 4000 orang hingga tewas tersebut membuat China dicap sebagai penyebar penyakit.
Bahkan ada beberapa oknum yang sempat menyebut virus yang disebut juga sebagai covid-19 itu dengna istilah virus Wuhan.
Hak itu merujuk pada tempat atau wilayah virus itu mulai merebak hingga menewaskan ribuan orang di negeri panda itu.
Kini setelah resmi mengumumkan terbebas dari wabah yang berasal dari virus yang menyerang pernafasan manusia itu, China mulai kembali berbenah.
Melansir dari BBC, Negara yang dipimpin oleh Xi jinping itu mengirimkan utusan untuk membantu Italia yang sedang berjuang melawan virus corona.
Yang menjadi menarik beberapa waktu lalu, salah seorang pejabat di China bersuara mengenai apa yang terjadi di negaranya yang melumpuhkan sebagian wilayah sampai lebih dari 90 hari.
Pejabat China tersebut menyoroti penyebab negaranya diserang wabah yang berkembang begitu cepat di bulan Desember tahun 2019 lalu.
Bahkan dirinya secara terang-terangan menyebut ada konspirasi dibalik serangan wabah dari virus corona adalah sebuah konspirasi.
Tanpa basa basi pejabat tersebut mengarahkan teori konspirasi itu berawal dari kiriman militer negara adidaya, Amerika Serikat.
Apa yang dikatakan oleh pejabat China itu merujuk pada pernyataan pejabat AS yang mengatakan Beijing dianggap lambat menangani virus corona sejak berkembang tahun lalu.
Penyataan yang menohok bagi pihak China itu dikemukakan oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O'Brien.
Hal itu diucapkannya sebagai reaksi setelah virus itu merebak di China hingga meluas dan menyebabkan dunia internasional kini mejadi terdampak.
Kicauan mengenai teori konspirasi yang menyudutkan militer AS mengenai virus yang disebut telah disebarkan oleh mereka di Wuhan itu pertama kali dikemukanan melalui akun sosial media pribadi pejabat China tersebut.
Dalam kicauannya di Twitter, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengunggah video Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield.
Zhao mengatakan bahwa Redfield mengakui ada warga yang meninggal akibat flu ternyata positif terjangkit virus corona.
Padahal diagnosa sebelumnya, warga tersebut meninggal gegara posthumous.
"CDC tertangkap basah. Kapan pasien nol mulai terjadi AS? Bagaimana orsng-orang itu terlibat? Apa nama rumah sakitnya?" tuduh Zhao, diterjemahkan dari Twitter Zhao.
"Mungkin saja militer AS yang membawa wabah ini ke Wuhan. Ayolah transparan! Beberkan data kalian ke publik! AS berutang penjelasan!" tantangnya dikutip Reuters via The Straits Times Kamis (12/3/2020).
Zhao adalah pejabat China yang tergolong aktif menggunakan sosial media Twitter.
Namun di sisi lain, dirinya tak menyebut dasar tuduhan terhadap militer negara 'Paman Sam' itu sebagai penyebar virus corona di Wuhan.
Memang pejabat China sempat panas lantaran tuduhan yang sporadis terhadap negaranya tersebut yang dikemukakan oleh pejabat AS.
Salah satu yang menyoroti tuduhan AS terhadap China sebelum Zhao adalah koleganya yang berdinas sebagai Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Geng Shuang.
Sebelumnya Geng juga menyoroti tuduhan Washington karena komentar mereka yang dianggap menyudutkan negeri tirai bambu sebagai pemerintah yang 'tak bertanggung jawab dan amoral'.
Dia menerangkan, upaya China untuk memperlambat penyebaran virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu harusnya memberikan dunia kesempatan.
"Kami berharap pada saat ini, sejumlah pejabat AS mencurahkan tenaga mereka untuk bekerja sama, bukannya malah menyalahkan kami," ketusnya, dikutip dari The Straits Times. (*)