"Mereka (pasukan oranye) tadi bilang sama aku, 'nggak usah takut mbak corona-corona,'" kata Ashanty menirukan ucapan petugas kebersihan.
"Jadi semua tadi salaman, dan saya nggak bisa apa-apa karena ya udahlah wallahualam aja," lanjut Ashanty berserah diri.
"Tapi ya kita menjaga iya, tapi di satu sisi juga ada kekhawatiran pasti (salaman dengan orang lain) cuman ya mau gimana kalau kita juga terlalu jaga jarak atau gimana ya nggak usah buat beginian (sosial eksperimen) kan," jelasnya.
"Bismillah aja lah," ucap Ashanty pasrah.
Saat membantu menyapu jalanan, Ashanty sempat geram melihat banyaknya sampah berserakan di jalanan, begitupun di depan rumah seseorang.
"Ya Allah, sampahnya banyak banget. Ini yang punya rumah kenapa enggak nyapuin sih," ucap Ashanty kemudian menyapu trotoar bersama pasukan oranye yang lain.
Ia juga menghimbau pada masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan dan menghargai profesi orang lain.
"Tolong ya, kasihan orang yang nyapu, jangan buang sampah sembarangan," pesan Ashanty.
Di sela membantu menyapu sampah di jalan, Ashanty mengobrol tentang penghasilan pasukan oranye.
Ia pun terkejut, mendengar penuturan petugas kbersihan yang dulunya hanya digaji sebanyak Rp 5.000 per hari.