Fuad mengkalim, ketua RT setempat dan warga sekitar, termasuk dirinya, sudah sering menegur orang-orang tersebut.
Namun, teguran itu tak pernah digubris, pagelaran dangdut tetap dilaksanakan di pinggir kuburan.
"Kita anggap orang-orang gila saja semuanya, enggak usah ditanya-tanya. Jawabnya kadang juga yang tidak-tidak. Saya sudah beberapa kali menegur, tetap," ujarnya.
Usut punya usut, segerombol orang tersebut ternyata bukanlah penduduk setempat.
Melansir dari Tribun Jakarta, Fuad menyebut bahwa orang-orang yang terlibat dalam pagelaran dangdut itu adalah warga luar.
"Bukan, ini mah warga luar semua," ujar Fuad, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Jakarta.
Adapun, yang membuat masyarakat sekitar makin resah, segerombolan orang tersebut sering kali terpengaruh dalam minuman keras.
“Pada begitu semua, yah orang mabok semua susah," ujar Fuad.
Sebagai penjaga makam tersebut, Fuad hanya bisa berharap pihak berwajib dapat segera menangani masalah ini.
Sebab, ia dan warga setempat sudah kewalahan untuk menegur orang-orang tersebut.