“Karena bahan kimia yang digunakan dalam Spice memiliki potensi tinggi untuk disalahgunakan dan tidak ada manfaat medis, Administrasi Penegakan Narkoba telah membuat banyak bahan kimia aktif yang ditemukan dalam Spice ilegal." ungkap NIH, dikutip dari Daily Wire.
"Namun, orang-orang yang membuat produk ini mencoba untuk menghindari undang-undang dengan menggunakan bahan kimia yang berbeda dalam campuran mereka, "lanjutnya.
NIH mengatakan, bahwa banyak bahan yang telah diperingatkan bukan untuk digunakan manusia, tetapi penjual nakal akan membuatnya seolah-olah tidak masalah untuk digunakan.
"Spice paling sering diberi label 'bukan untuk konsumsi manusia' dan disamarkan sebagai dupa. Penjual obat coba membuat orang percaya itu 'alami' dan karenanya tidak berbahaya, tetapi tidak begitu," kata NIH
Penyalahgunaan bahan-bahan ini, ungak NIH, mampu mengakibatkan kematian.
"Bahkan, efek sebenarnya dari Spice bisa saja tidak dapat diprediksi dan dalam beberapa kasus parah dapat menyebabkan kematian." jelasnya.
NIH juga mengatakan meskipun Spice dikatakan memiliki kandungan THC serupa dalam ganja dan sama-sama memiliki efek dapat mengubah pikiran seseorang, namun Spice dapat melekat lebih kuat timbang ganja.
"Yang diketahui adalah bahwa bahan kimia yang ditemukan dalam Spice melekat pada reseptor sel saraf yang sama dengan THC, bahan utama yang mengubah pikiran dalam ganja.
"Namun, beberapa bahan kimia dalam Spice, melekat pada reseptor itu lebih kuat daripada THC, yang dapat menyebabkan efek yang jauh lebih kuat, ”lapor NIH.
Efek kesehatan yang dihasilkan setelah mengonsumsi obat itu bisa tidak dapat diprediksi dan berbahaya.