Sosok.ID - Berita duka menyelimuti dunia hiburan tanah air.
Suami dari penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair meninggal dunia hari ini, Selasa (18/2/2020) pukul 04.51 WIB.
Aktor asal Malaysia ini menghembuskan napas terakhirnya di usia 40 tahun.
Melansir Kompas.com, lewat manajer BCL, Doddy mengonfirmasi berita meninggalnya Ashraf lewat sebuah pesan.
Menurut Doddy, Ashraf meninggal karena serangan jantung.
Dikenal sebagai pribadi yang menjalani pola hidup sehat, tak sedikit rekan sesama artis dan netizen yang dikejutkan dengan kabar meninggalnya Ashraf.
Ashraf bahkan seringkali membagikan kegiatannya saat berolahraga, di media sosial instagram miliknya.
Bagaimana bisa orang yang sudah rajin berolahraga dan menjalani pola hidup sehat dapat terkena serangan jantung?
Menurut dr Ratih Fabran, dokter jantung Rumah Sakit Universitas Indonesia menyebutkan bahwa memiliki kondisi yang terasa sehat dan aktivitas olahraga yang cukup bukan berarti mampu sepenuhnya selamat dari resiko penyakit jantung.
Sehingga, walaupun merasa sehat, kita perlu untuk melakukan medical check-up (MCU) agar dapat mendeteksi faktor risiko.
Seperti diketahui, terdapat banyak sekali faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung, seperti merokok, pola makan tak sehat, kolestrol,tekanan darah, kurang olahraga, dan lain-lain.
Namun, tahukah anda bahwa 7 hal yang terkesan spele di bawah ini mampu meningkatkan risiko sakit jantung?
Penyakit jantung, atau yang dikenal sebagai silent killer, memang seringkali susah terdeteksi.
Terdapat bermacam-macam jenis sakit jantung, mulai dari serangan jantung ringan hingga gagal jantung.
Kebanyakan penyebab sakit jantung adalah lantaran tidak hidup secara sehat.
Namun, ada penyebab lain yang mungkin tidak pernah kita duga.
Dihimpun dari Kompas.com, berikut beberapa hal sepele yang mampu menyebabkan penyakit jantung.
1. Kebisingan
Ternyata, lingkungan yang bising mampu meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tingkat kebisingan suara yang berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan jantung manusia.
Mulai dari suara berkisal 50 desibel yang setara dengan suara obrolan dan kebisingan lalu lintas, mampu meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan adanya kemungkinan gagal jantung.
Hal ini dikaitkan dengan respon tubuh terhadap stress. Dimana setiap terjadi peningkatan 10 desibel, maka kemungkinan penyakit jantung dan stroke juga akan meningkat.
2. Kehamilan lebih dari 4 kali
Wanita yang hamil lebih dari satu kali memiliki peningkatan risiko atrial fibrilasi, atau disebut juga sebagai a-fib.
A-fib adalah detak jantung yang tidak teratur sehingga dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan komplikasi lainnya.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa wanita yang hamil empat kali atau lebih berpotensi mengalami peningkatan 30-50 persen terkena a-fib dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah hamil.
Hal ini disebabkan karena selama kehamilan, jantung ibu akan semakin membesar, hormon tak seimbang, dan sistem kekeba;an tbuh yang meningkat.
3. Kesepian
Kesepian adalah hal sepele yang dapat meningkatkan risiko kematian.
Sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti Denmark menyebutkan bahwa kesepian akan meningkatkan kematian hingga dua kali lipat, terutama pada wanita.
"Kesepian lebih umum hari ini daripada sebelumnya, dan lebih banyak orang hidup sendiri," ucap Anne Vinggaard Christensen, selaku pemimpin riset.
Memiliki sedikit teman dan tidak merasa bahagia dengan hubungan pertemanan atau percintaan yang kemudian menyebabkan kesepian, akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Hal ini dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan stress yang dialami seseorang karena memendam segala masalahnya sendirian.
Untuk itu, ada baiknya meningkatkan pertemanan dengan seseorang dan tidak menyimpan segala sesuatu hal seorang diri.
4. Sering lembur
Orang yang bekerja setidaknya 55 jam per minggu lebih berisiko memiliki penyakit jantung dibanding orang yang bekerja selama 35-40 jam per minggu.
Hal ini bisa disebabkan karena tekanan pekerjaan di kantor.
Semakin banyak kita menghabiskan waktu untuk bekerja atau lembur, maka mungkin akan semakin banyak pikiran, sebab hal ini membuat seseorang menjadi lebih stres, lebih banyak duduk, dan kurang olahraga.
5. Sakit Gusi
Penyakit gusi meningkatkan risiko penyakit jantung karena bakteri di gusi dapat menyebabkan peradangan atau pembengkakan di daerah gusi maupun pembuluh darah arteri.
Hal ini membuat arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung) mengalami penebalan akibat penumpukan plak.
Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis, yang membuat darah sulit mengalir ke jantung. Kondisi inilah yang membuat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
6. Nonton TV berjam-jam
Bersantai dan menonton TV dalam durasi yang terlalu lama akan meningkatkan resiko penyakit jantung.
Terlebih, jika posisi kita saat menonton TV hanya diam dan tak banyak bergerak.
Baca Juga: Liciknya Militer Israel Serang Musuhnya, Sampai Buat Presiden Mesir Kena Serangan Jantung
Asosiasi Jantung di Amerika (American Heart Association) melaporkan bahwa diam dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama adalah salah satu faktor risiko dari serangan jantung dan stroke.
Faktor ini akan semakin berbahaya ketika seseorang menonton TV sembari ngemil junkfood.
Sementara itu, orang yang mengidap penyakit jantung, umumnya akan menunjukkan gejala awal seperti detak jantung tak teratur, keringat berlebihan, sakit perut, kelelahan luar biasa, masalah pernapasan, insomnia, rambut rontok, dan sakit dada.
Kendati demikian, jangan pernah sekali-kali melakukan self diagnose, atau mendiagnosis diri sendiri.
Melakukan medical check-up adalah upaya yang penting untuk mendeteksi sedini mungkin tanda-tanda penyakit jantung. (*)