Melansir dari Daily Mirror, Izawa menuturkan bahwa ulah manusia telah membuat alam semakin tak seimbang.
Banyak yang diambil dari alam namun sedikit yang dikembalikan ke alam untuk didaur ulang kembali oleh alam.
"Makan saja berarti mengambil kehidupan, tapi itu pun juga hak kita." papar Izawa, "Kotoran adalah tanggung jawab yang harus kita waspadai. Untuk buang air di luar rumah adalah cara untuk mengembalikan kehidupan," lanjutnya.
Dirinya pun menceritakan bagaimana takjubnya sang fotografer saat pertama kali melihat tempat dirinya BAB.
Beberapa hari setelah dia menutupi "toilet darurat" dengan tanah, isinya penuh dengan kehidupan. "Jika (Anda) seekor semut, ini adalah rumah permen dongeng," jelasnya.
Menurutnya, kotoran manusia sangat bermanfaat bagi alam baik menjadi pupuk bagi pertumbuhan tanaman dan mendorong simbiotik pertumbuhan jamur sebagai penyerapan garam anorganik dan air di dalam tanah.
Singkatnya, kotoran manusia bisa membantu alam membersihkan tanah dari limbah sintetis.
Dengan ilmunya dan praktiknya ini, Izawa telah menyebarkan filosofinya melalui pembicaraan rutin yang diadakan di seluruh Jepang.
"Terdapat beberapa kritik terkait noguso ini, seperti berbahaya, tidak sehat, ilegal dan seterusnya. Tapi saya tetap merekomendasikannya (noguso)," ujarnya.